Kamis, 11 Desember 2008

Charles Darwin “Curi” Ide Alfred Russel Wallace



Charles Darwin “Curi” Ide Alfred Russel Wallace

Oleh : Asnawin


Charles Robert Darwin (12 Februari 1809 – 19 April 1882) boleh termakhsyur namanya sebagai penemu teori evolusi. Namun kalau mau jujur, bukan Darwin yang pertama kali menemukan teori tersebut, melainkan Alfred Russel Wallace. Malah tidak sedikit ilmuan dan sejarawan yang menganggap Charles Darwin telah mencuri ide Alfred Russel Wallace.
Charles Darwin lahir pada tahun 1809 atau 14 tahun lebih tua dibanding Alfred Russel Wallace. Darwin sudah mapan sebagai bagian dari masyarakat ilmiah Inggris. Ia kaya raya dengan rumah besar di Kent.
Dengan kapal H.M.S. Beagle, Charles Darwin melakukan pelayarannya yang terkenal ke Kepulauan Galapagos. Ia sudah 20 tahun memikirkan teori yang dapat menjelaskan misteri keunikan makhluk hidup di kepulauan itu.
Ya, Charles Darwin telah cukup lama memikirkan terjadinya perubahan spesies makhluk hidup. Ketika masih melakukan analisa dan penelitian, tiba-tiba datang surat dari Ternate. Surat tersebut dikirimkan oleh Alfred Russel Wallace.
Wallace mengatakan, dalam dunia hewan, individu yang sehat umumnya terhindar dari penyakit. Yang terkuat, tercepat, dan tercerdik terhindar dari musuh. Pemburu terbaik terhindar dari musim buruk.
Semua proses itu pada akhirnya bermuara pada perbaikan ras. Individu yang inferior akan mati lebih dulu, sedangkan yang superior bertahan—dengan kata lain, the fittes would survive. Eureka, inilah proses evolusi yang mendasari munculnya spesies baru.
Wallace segera menulis ide besar tersebut pada akhir Februari 1858 dan mengirimkannya kepada Charles Darwin. Selain surat, Wallace juga mengirimkan makalah berjudul : “On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitely from the Original Type.”
Dalam makalah tersebut, Wallace menguraikan bahwa hilang munculnya spesies baru makhluk hidup adalah hasil seleksi alam; atau “survival of the fittest”.
Setelah menerima dan membaca Surat dan Ternate yang dikirimkan oleh Wallace, Darwin benar-benar chalet, karena ia sudah lama memikirkan dan mempelajari hal yang sama.
Bukan cuma Darwin yang kaget, tetapi Surat dari Ternate yang ditulis Wallace juga menggemparkan para ilmuwan di Inggris.
Menyikapi surat tersebut, perkumpulan ilmuwan Inggris, Linnean Society, menggelar presentasi ilmiah. Presentasi yang digelar pada 1 Juli 1858 itu bertujuan membahas temuan Wallace. Sayangnya, Darwin dan Wallace tidak hadir dalam pertemuan itu.
Temuan Wallace dibacakan, juga beberapa cuplikan buram makalah karya Darwin.
Charles Lyell dan Joseph Hooker—keduanya kawan dan mentor Darwin—yang membuat pengantar presentasi, mendeklarasikan bahwa Darwin dan Wallace secara terpisah telah melahirkan teori yang menjelaskan kemunculan beragam bentuk makhluk hidup.
Menjawab pertanyaan mengapa Darwin ikut disebut, para pendukung Darwin mengatakan bahwa Darwin sudah hampir siap mengumumkan pemikirannya waktu Surat dari Ternate yang dikirimkan Wallace tiba di Inggris. Opini inilah yang berkembang sampai sekarang,
Para pendukung Darwin memberikan argumentasi bahwa Darwin, sesudah pelayaran terkenalnya dengan H.M.S. Beagle ke Kepulauan Galapagos, telah 20 tahun memikirkan teori yang dapat menjelaskan misteri keunikan makhluk hidup di kepulauan itu.
Temuan Wallace yang dikirimkan dalam bentuk surat dari Ternate, oleh para pendukung Darwin dianggap sekadar memacu Darwin untuk menulis buku yang setahun kemudian (1859) dipublikasikan dengan judul The Origin of Species —asal-usul spesies (On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life).
Benarkah argumentasi yang dikemukakan para pendukung Darwin?
Sebagian ahli sejarah ilmu pengetahuan meragukannya, karena dalam presentasi di depan Linnean Society kala itu, hanya fragmen tulisan Darwin yang dapat dibacakan, padahal presentasi Wallace merupakan konsep pemikiran lengkap yang tertulis layaknya makalah ilmiah.
Idealnya atau secara normatif menurut kaidah ilmu pengetahuan modern, Wallace jelas memiliki prioritas (paten) dibanding Darwin dalam kepemilikan intelektual teori evolusi atau teori seleksi alam.
Dari sinilah timbul kecurigaan dari sejumlah ahli sejarah bahwa Charles Darwin telah mencuri ide Wallace, apalagi ada beberapa kata dalam temuan Wallace (Surat dari Ternate) yang kemudian digunakan oleh Darwin dalam bukunya.
Kata-kata tersebut antara lain natural selection dan survival of the fittest. Buku (The Origin of Species —asal-usul spesies) dan teori yang dikemukakan Darwin itulah yang kemudian terkenal dengan istilah Teori Darwin.
Kecurigaan itu diperkuat oleh kenyataan bahwa Wallace ketika itu hanya pengamat alam amatir berumur 35 tahun, relatif tidak dikenal, dan telah lebih dari empat tahun tinggal jauh di hutan-hutan tropis, sementara Charles Darwin lebih tua 14 tahun dan sudah menjadi bagian dari masyarakat ilmiah Inggris. Darwin juga kaya raya.
Alfred Russel Wallace baru kembali ke Inggris pada 1862 dan buku terkenalnya yang benjudul The Malay Archipelago baru terbit pada 1869.
Untungnya, Lirinean Society telah menyadari kekeliruannya dan menyepakati bahwa Darwin dan Wallace merupakan co-discoverer alias penemu bersama teori evolusi.
Meskipun demikian, masyarakat dunia tetap menganggap Darwin sebagai Bapak Teori Evolusi. Sebaliknya, nama Alfred Russel Wallace lambat laun dilupakan. Malahan, Unesco telah menetapkan tahun 2009 sebagai Tahun Darwin (Darwinian Year) untuk memperingati 150 tahun buku terkenal Darwin, “The Origin of the Species”, yang terbit setahun setelah Wallace mengirimkan Surat dari Ternate dan makalah hasil temuannya.
Mungkin memang tidak adil, tetapi itulah yang terjadi.

Alfred Russel Wallace

Nama Alfred Russel Wallace sangat dikenal dalam dunia ilmu pengetahuan di Indonesia. Temuan-temuannya selama beberapa tahun menjelajahdi hutan-hutan tropis Indonesia, secara tidak langsung telah mengangkat nama Indonesia ke pergaulan dunia internasional.
Wallace lahir di Desa Usk, Monmouthshire, Wales, pada 1823. Dia berasal dari keluarga biasa-biasa saja. Setelah menematkan sekolahnya, ia harus segera bekerja dengan menjadi guru di Leicester, lnggris.
Tidak jelas bagaimana kisahnya dan darimana ia mendapatkan dana. Yang pasti, Wallace kemudian menjadi penjelajah alam dengan bertualang di hutan tropis Brasil yang berakhir tragis.
Dalam pelayaran pulang ke Inggris pada 1852, kapalnya terbakar bersama seluruh koleksi serta catatannya. Namun dengan dengan mengandalkan ketajaman otaknya, ia masih dapat menuliskan pengalamannya dalam Travels on the Amazon and Rio Negro, yang terbit pada 1853.
Setahun kemudian ia bertolak ke Singapura. Inilah pangkalannya dalam menjelajahi Nusantara—dari Maluku, Kalimantan (Borneo), Jawa (Java), Sulawesi (Celebes), serta Lombok dan pulau-pulau lainnya di NusaTenggara, sampai beberapa pulau dekat Papua, seperti Kei, serta Rajah Ampat.
Selama delapan tahun, dengan bantuan dari para raja di Indonesia dan Malaysia kala itu, seperti Raja Sarawak dan Sultan Ternate, ia mengumpulkan, mempelajari, serta mencatat puluhan ribu spesimen—terutama mamalia, burung, dan serangga.
Di Sulawesi Selatan, Wallace menemukan dan sangat kagum dengan banyaknya spesies kupu-kupu di Bantimurung, Maros, yang tidak ditemukan di tempat lain alias kupu-kupu khas Bantimurung.
Wallace kemudian secara berkala mengirimkan catatan koleksi spesimen dan catatan pengamatannya ke Inggris, termasuk kepada sejawatnya, Charles Darwin.
Ketika berada di Sarawak, pengamatan Wallace sampai pada mata rantai asal-usul spesies. Dia menemukan: perubahan pada spesies terjadi mengikuti urutan yang alami.
Yang menjadi pertanyaan dan membuat Wallace penasaran, mengapa dan bagaimana makhluk hidup berubah menjadi bentuk baru yang berbeda satu dengan lain dalam banyak hal.
Ia juga bertanya-tanya, mengapa dan bagaimana spesies menjadi begitu teradaptasi untuk cara hidup yang khas, serta rnengapa dan bagaimana spesies antara menghilang seperti tersaksi dari fosil geologi.
Tiga tahun kemudian ketika berada di Ternate, barulah ia menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan itu.
Ketika itu, Wallace sedang jatuh sakit. Konon ia terserang penyakit malaria. Karena sakit, ia hanya bisa beristirahat, tidur, dan berpikir. Saat itulah ia menyadari bahwa dalam dunia hewan, individu yang sehat umumnya terhindar dari penyakit.
Yang terkuat, tercepat, dan tercerdik terhindar dari musuh. Pemburu terbaik terhindar dari musim buruk. Individu yang inferior akan mati lebih dulu, sedangkan yang superior bertahan. Proses itu bermuara kepada perbaikan ras dan perubahan spesies. Proses itulah yang disebut proses evolusi. Itulah teori evolusi yang sesungguhnya.

Referensi:
-Sangkot Marzuki, Tempo (25 Mei 2008)
-Umar Anggara Jenie, www.technologyindonesia.com, 27 November 2008
-www.wikipedia.org
-www.iol.ie
-

3 komentar:

  1. bener banget boss ..
    jangan lupa berkunjung dan berpartisipasi di http://www.wallaceasociety.org

    BalasHapus
  2. mmg trnyta itu faktanya.
    hidup wallace.

    BalasHapus