Jumat, 20 Juli 2007

Pengabdian Tanpa Pamrih

Arief Djasar

Pengabdian Tanpa Pamrih

Bersyukurlah pimpinan, wartawan, dan karyawan harian Pedoman Rakyat, karena memiliki seorang Muhammad Arief Djasar. Pria kelahiran Selayar, 23 September 1963, ini, adalah salah seorang dari beberapa wartawan harian Pedoman Rakyat yang tetap setia menongkrongi redaksi.
Beberapa rekan seangkatannya, sudah lama meninggalkan harian yang terbit di Makassar sejak 1 Maret 1947 ini. Ada yang pindah ke koran terbitan Jakarta, ada yang menjadi pegawai negeri sipil (PNS), dan ada pula yang beralih ke profesi lain.
Wartawan adik angkatannya sudah puluhan yang 'pergi' meninggalkan Pedoman Rakyat.
Kesetiaannya mengawaki redaksi Pedoman Rakyat merupakan bukti pengabdian tanpa pamrih, padahal harian ini dalam beberapa tahun terakhir mengalami pasang surut, bahkan pernah tidak terbit selama kurang lebih 40 hari antara Februari hingga awal April 2007.

Wartawan Olahraga

Di redaksi, Arief Djasar yang juga kerap memakai nama samaran Mardjas Lupus (konon singkatan dari M Arief Djasar Lupa Pulang Selayar) cukup lama menjadi wartawan olahraga di bawah binaan Verdy R Baso (wartawan senior yang cukup fasih berbahasa Inggris dan bahasa Mandarin).
Mantan wartawan harian Bina Baru (sekarang Berita Kota Makassar) 1982-1988, juga pernah menjadi Redaktur Desk Daerah, dan Koordinator Liputan (Korlip). Kini ia menjabat Redaktur Pelaksana (Redpel).

PSM dan PSSI

Sebagai wartawan olahraga, Arief Djasar tentu saja banyak berteman dengan atlet, pelatih, pembina, dan pengurus organisasi olahraga. Tak heran kalau kemudian ia dilibatkan sebagai pengurus beberapa organisasi olahraga.
''Tetapi sejak 1990 sampai sekarang, saya tetap sebagai Humas PSM (Persatuan Sepakbola Makassar). Saya juga pernah dipercaya menjadi Manajer Tim PSM U-15 untuk Liga Sepakbola Remaja Indonesia beberapa tahun silam,'' ungkapnya.
Di Pengda PSSI Sulsel, Arief Djasar kini menjabat Ketua Bidang Alih Status.

Keluarga

Arief Djasar menghabiskan masa kecilnya di Kabupaten Selayar, dan tamat di SD Negeri 2 Benteng Selayar, dan SMP Negeri 1 Benteng Selayar. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Makassar, lalu kuliah di Fakultas Pertanian jurusan Sosek Ekonomi, Universitas Hasanuddin (Unhas).
''Tetapi saya tidak selesai, karena sudah larut dalam dunia kewartawanan,'' paparnya.
Dari hasil perkawinannya dengan Hj Mardiana SE, ia telah dikarunia empat anak, masing-masing Ade Faizal Maisar (lahir di Makassar, 12-12-1993), Muhammad Idul Adhar, Mehdi Mehdi Mahdifikia Triputra, dan Muhammad Audi Faulandy.

Makassar, 20 Juli 2007
-asnawin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar