Selasa, 31 Juli 2007

Mimpi-mimpi dan Upaya Ibu Ani Yudhoyono


Sungguh mengharukan dan menggembirakan pemaparan Ibu Negara RI, Ani Yudhoyono, saat presentasi di Sidang Unesco bertajuk "Unesco Regional Conferences In Support of Global Literacy", di Ruang Konferensi Diaoyutai State Guest House Villa No.17, Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Selasa (31/7) pagi.
Dikutip dari www.presidensby.info, Selasa (31/7), Ibu Ani memimpikan pada suatu hari nanti semua rumah di Indonesia akan menjadi rumah pintar, dan setiap anak Indonesia menjadi pintar.
"Dan Indonesia menjadi negara paling makmur di dunia," katanya.
Pada kesempatan ini, Ibu Ani mempresentasikan program Mobil Pintar, Motor Pintar, dan Rumah Pintar yang telah digagasnya sejak tahun 2005, bekerja sama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB).

Buta Aksara

Ibu Ani memaparkan latar belakang gagasannya, bahwa angka buta aksara di Indonesia pada tahun 1945, mencapai 97 persen dari total penduduk Indonesia dan terus mengalami penurunan sehingga pada tahun 2006 tinggal 8,7 persen atau setara dengan 12,8 juta orang.
"Pendidikan di Indonesia adalah tanggung jawab pemerintah, komunitas masyarakat, dan individu --termasuk LSM-- yang telah memainkan peran yang penting dalam melayani dan melakukan program pemberantasan buta aksara," ujarnya.
Dijelaskan oleh Ibu Ani bahwa Presiden RI telah mengeluarkan Inpres No.5 Tahun 2006 mengenai gerakan nasional wajib belajar 9 tahun dan pemberantasan buta aksara.
Gerakan itu melibatkan berbagai segmen komunitas masyarakat untuk melakukan program pemberantasan buta aksara sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewajiban masing-masing.
"Dengan semua upaya yang telah dilakukan, kami masih menghadapi kendala dalam program pemberantasan buta aksara ini yang berkaitan dengan populasi, kendala geografis, kemiskinan, kompleksitas kebutuhan bebas buta huruf di era global ini, serta kendala sumber daya manusia, dan juga dana," Ibu Negara menambahkan.
Untuk mendukung program pemerintah, maka pada tahun 2005, Ibu Ani menggagas Program Preventif Pendidikan Untuk Pemberantasan Buta Aksara untuk anak usia 4-15 tahun, untuk memotivasi anak-anak belajar dan menggunakan bakat dan potensi yang dimiliki.
Program ini dinyatakan dengan menyediakan berbagai sarana belajar bagi anak-anak usia 4-15. Mereka dipandu oleh para tutor.
"Saya menyertakan anak-anak usia 4-6 tahun, karena saya percaya bahwa pendidikan anak usia dini akan bisa mencegah mereka untuk 'drop out' dari sekolah dasar. Sedangkan anak usia 7-15 tahun harus mengakses berbagai sarana belajar yang menarik buat mereka untuk memotivasi mereka untuk belajar," jelas Ibu Ani.

Mobil Pintar

Untuk mencapai masyarakat yang menjadi target itulah, Ibu Ani memutuskan untuk menggunakan kendaraan yang mudah bergerak, yang disebutnya Mobil Pintar.
Mobil Pintar ini membawa berbagai sarana belajar, seperti buku-buku, CD interaktif, komputer,dan permainan-permainan yang mendidik.

Motor Pintar

Pada perkembangannya, dengan moto `Menjangkau yang Tak Terjangkau`, untuk menghadapi kendala dalam menjangkau daerah yang terpencil, maka di daerah tersebut disediakan Motor Pintar.
"Mobil Pintar dan Motor Pintar mempunyai jingle untuk dikenali oleh anak-anak yang menjadi target. Sehingga pada saat jingle itu berbunyi, akan menarik anak-anak untuk segera datang untuk membaca dan membuka wawasan mereka akan dunia," kata Bu Ani sambil memperdengarkan jingle tersebut kepada hadirin.

Rumah Pintar

Setelah enam bulan, Rumah Pintar dibangun untuk melanjutkan proses belajar masyarakat setempat. Orang dewasa juga termasuk target dari Rumah Pintar, di daerah-daerah dimana masih ada masyarakat berusia dewasa yang masih buta aksara, untuk meningkatkan pendapatan mereka bila mereka telah bebas buta aksara.
Dia menjelaskan, penyandang buta aksara kebanyakan adalah perempuan. Karena itu dirinya mendorong partisipasi organisasi perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan rumah pintar.
"Dalam melakukan program pemberantasan buta aksara ini, kami menghubungkan mereka dengan komunitas masyarakat yang melibatkan mitra-mitra komunitas. Kami berharap bahwa inisiatif ini bisa menjadi contoh yang baik untuk bisa diadopsi oleh masyarakat," paparnya.
Untuk mendukung program ini, yaitu memotivasi kebiasaan membaca dan menambah jumlah buku-buku, Ibu Ani meluncurkan program lanjutan yaitu Book Donation Program atau program donasi buku.
"Saya baru saja meluncurkan program donasi buku dengan mendorong masyarakat untuk turut berkontribusi memberikan buku sebagai donasi dan membuat buku -buku tersedia di tempat umum, dan dikirimkan kepada yang membutuhkan," katanya.
Ibu Ani mengaku ingin memastikan bahwa kita harus melanjutkan pekerjaan ini dengan setiap individu dan organisasi di berbagai negara, seperti komitmen untuk belajar dan memenuhi visi kita untuk menjadi katalisator bagi proses belajar yang terus-menerus, dan melahirkan para pembelajar yang terus-menerus.
''Saya berharap dengan mensinergikan segala upaya kita ini, kita bisa membangun lebih banyak Rumah Pintar di Indonesia dan untuk membentuk masyarakat yang pintar di dunia, dalam rangka membangun dunia yang lebih baik, " kata Ibu Ani mengakhiri presentasinya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar