COLOSSEUM adalah sebuah peninggalan sejarah berupa gedung pertunjukan yang besar (amphitheatre) yang termasuk salah satu dari “Tujuh Keajaiban Dunia Pertengahan”. Colosseum terletak di Ibukota Negara Italia, Roma, bernama asli “Flavian Amphitheatre” dan didirikan oleh Raja Vespasian, tetapi diselesaikan oleh anaknya, Titus. (int)
-------------------
Tujuh Keajaiban Dunia (2):
Colosseum, Arena Pertarungan Tahanan vs Binatang
Colosseum adalah sebuah peninggalan sejarah berupa gedung pertunjukan yang besar (amphitheatre) yang termasuk salah satu dari “Tujuh Keajaiban Dunia Pertengahan.”
Dikutip wikipdeia.org, Colosseum terletak di Ibukota Negara Italia, Roma, bernama asli “Flavian Amphitheatre” dan didirikan oleh Raja Vespasian, tetapi diselesaikan oleh anaknya, Titus.
Mengenai tahun pembuatannya sampai saat ini masih ada perbedaan keyakinan. Ada yang berpendapat bahwa Colosseum dibuat pada tahun 79 SM (sebelum masehi), ada juga yang berpendapat bahwa dibuat antara tahun 70-82 SM (sesudah masehi). Asal nama Colosseum berasal dari sebuah patung setinggi 130 kaki atau 40 m yang bernama Colossus. Colosseum dirancang untuk menampung 50.000 orang penonton. Hingga kini tidak diketahui siapa arsitek bangunan yang terletak di Kota Roma, Italia itu.
Rekonstruksi Colosseum dimulai dari perintah Raja Vespasian tahun 72 M dan terselesaikan oleh anaknya Titus pada tahun 80 M. Colosseum didirikan berdekatan dengan Nero’s enermous palace, Domus Aurea yang telah terbangun pada sesudah kebakaran besar di Roma pada tahun 64 M.
Beberapa ahli sejarah percaya bahwa konstruksi dari Colosseum dibiayai dengan cara merampok kuil besar di Jerusalem oleh suruhan Raja Herod pada tahun 64 M.
Dio Cassius, seorang ahli sejarah, mengatakan bahwa ada sekitar 9000 hewan buas yang telah terbunuh di 100 hari sebagai perayaan peresmian dan pembukaan Colosseum tersebut.
Pertunjukan
Colosseum pada saat itu adalah tempat penyelenggaraan sebuah pertunjukan yang spektakuler, yaitu sebuah pertarungan antara binatang (venetaiones), pertarungan antara tahanan dan binatang, eksekusi tahanan (noxii), pertarungan air (naumachiae) dengan cara membanjiri arena, dan pertarungan antara gladiator (munera).
Selama ratusan tahun itu, diperkirakan ribuan orang maupun binatang mati di pertunjukkan Colosseum.
Sejarah penamaan
Nama dari Colosseum seperti pada di atas diambil dari nama sebuah patung setinggi 130 kaki atau 40 m, Colossus. Patung Colossus dibuat ulang sebagai pengganti Nero sebagai perumpamaan dari Sol, dewa matahari, dengan menambahkan makhkota matahari.
Pada pertengahan tahun, patung colossus menghilang. Seorang ahli mengatakan bahwa sejak patung itu terbuat dari tembaga, patung itu telah dileburkan untuk digunakan kembali.
Selain diambil dari nama colossus, Colosseum juga disebut sebagai Flavian Amphitheatre yang tidak diketahui siapa yang memberi nama itu. Di Italia, Colosseum diberi nama ''Il Colosseo'', tapi bahasa Roma lainnya menggunakan nama ''Le Colisée'' dan ''El Coliseo'' untuk menyebutkan Colosseum.
Deskripsi
Colosseum berukuran cukup besar. Dengan tinggi 48 m, panjang 188 m, lebar 156 m dan luas seluruh bangunan sekitar 2.5 ha membuat Colosseum terlihat begitu besar dan luas.
Arenanya terbuat dari kayu berukuran 86 m x 54 m, dan tertutup oleh pasir. Bentuk elips atau bulat dari Colosseum gunanya untuk mencegah para pemain untuk kabur ke arah sudut dan mencegah para penonton untuk berada lebih dekat dengan pertunjukan.
Colosseum merupakan hasil karya yang sangat hebat. Tempat itu dikatakan sebagai stadium yang hebat dan spektakuler dikarenakan oleh bentuk dan struktur dari Colosseum itu.
Sampai sekarang pun, Colosseum masih dikatakan sebagai stadium yang hebat dan spektakuler. Tempat duduk di Colosseum dibagi menjadi tingkatan-tingkatan yang berbeda.
Podium, tempat paling pertama untuk duduk dikhususkan untuk para senator Roman. Ruang khusus bagi raja, tempat istirahatnya, tempat penyimpanan harta juga berada di tingkat ini.
Di bawah podium adalah maeniaum primum, yang dikhususkan untuk para bangsawan Roman. Tingkat ketiga adalah maenianum primum yang dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian.
Bagian paling bawah (immum) digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya lagi (summum), digunakan untuk rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu (maenianum secundum in legneis) adalah tempat yang strukturnya dari kayu di paling atas bangunan. Tempat itu merupakan tempat untuk berdiri saja yang digunakan untuk para wanita rendahan.
Setelah 2 tahun Colosseum digunakan sebagai tempat pertunjukan, anak termuda Vespasian memerintahkan untuk mengkonstruksikan area bawah tanah (hypogeum), dua tingkat jalur bawah tanah yang saling berhubungan berupa terowongan dan kurungan dimana para gladiator dan binatang ditempatkan sebelum pertarungannya dimulai.
Di sana juga disediakan jebakan-jebakan berupa pintu jebakan yang digunakan untuk mencegah masuknya hewan-hewan buas yang tidak direncanakan ke arena dan untuk menjaga tempat penyimpanan senjata didalam colosseum tersebut.
Sejarahnya kemudian
Colosseum masih digunakan sampai tahun 217, meskipun telah rusak kebakaran karena disambar petir. Colosseum telah diperbaiki di tahun 238 dan permainan gladiator berlanjut sampai umat Kristen secara berangsur-angsur menghentikan permainan tersebut karena terlalu banyak memakan korban jiwa.
Bangunan tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai macam jenis binatang sampai pada tahun ke 524. Dua gempa bumi di tahun 442 dan 508 menyebabkan kerusakan yang parah pada bangunan tersebut. Di Abad pertengahan, Colosseum mengalami kerusakan yang sangat parah yang disebabkan oleh gempa bumi lagi yakni pada tahun 847 dan 1349 dan dijadikan sebagai benteng dan sebuah gereja juga didirikan disana.
Banyak batu marmer digunakan untuk melapisi dan membangun kembali bagian-bagian Colosseum yang telah rusak karena terbakar. Pada abad 16 dan 17, keluarga-keluarga Roman menggunakan Colosseum sebagai tempat pengambilan batu marmer untuk konstruksi bangunan St. Peter’s Basilica dan kediaman khusus palazzi, keluarga Roman. (asnawin/pr, dari berbagai sumber)
Keterangan:
-- Artikel ini dimuat di Harian Pedoman Rakyat, Makassar, Kamis, 12 Juli 2007, Halaman 17/Humaniora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar