Kalau rakyat Indonesia mau sekolah, mau pintar, biasanya harus ada uang buku, uang pendaftaran, uang pembangunan, uang Komite Sekolah, dan uang lain-lain. Kalau rakyat Indonesia mau jadi tentara, polisi, atau pegawai negeri sipil, biasanya harus ada uang pendaftaran, uang pelicin, uang terima kasih, dan uang lain-lain. Itu semua menunjukkan betapa rakyat Indonesia masih terjajah.
--------
Ahad, 08 Juli 2007
Kita Belum
Merdeka, Kita Masih Terjajah
Oleh: Asnawin
BENARKAH negara Indonesia sudah merdeka?
Benarkah rakyat Indonesia sudah merdeka? Benarkah negara Indonesia tidak
terjajah lagi? Bernarkah rakyat Indonesia tidak terjajah lagi?
Pertanyaan ini memang terlalu dini
dibicarakan, karena 17 Agustus masih sebulan lebih lagi dari sekarang.
Tetapi melihat banyaknya orangtua yang
pusing menghadapi pendaftaran siswa baru dan pendaftaran mahasiswa baru,
terutama karena besarnya uang yang harus disiapkan untuk pendaftaran, biaya
lain-lain, termasuk biaya-biaya siluman, tiba-tiba muncul pertanyaan, benarkah
rakyat Indonesia sudah merdeka?
Ketika melihat kenyataan banyaknya anak
usia sekolah yang putus sekolah (drop out) dan menganggur, tiba-tiba muncul
pertanyaan, benarkah rakyat Indonesia sudah merdeka?
Secara konstitusional, Indonesia memang
sudah merdeka. Indonesia sudah memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus
1945.
Presiden Soekarno didampingi Wapres Mohammad
Hatta, waktu itu dengan lantang membacakan naskah proklamasi, di sekitar Tugu
Proklamasi depan halaman Gedung Proklamasi jalan Peganggasaan Timur 56 Jakarta.
“Kami bangsa Indonesia dengan ini
menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan
d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang
sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno, Hatta,” kata Soekarno.
Alangkah senang dan bangganya para
pemimpin bangsa, para pemuda, para pejuang, dan rakyat Indonesia ketika itu.
Tetapi apakah para pemimpin bangsa, para pemuda, para pejuang, dan rakyat
Indonesia saat ini juga senang dan bangga?
Indonesia memang sudah merdeka dan diakui
kedaulatannya, tetapi dalam hubungan luar negeri, ternyata Indonesia masih
terjajah.
Ketika Dewan Keamanan PBB mengeluarkan
Resolusi no. 1474 tentang perluasan sanksi terhadap Iran, ternyata Indonesia
tak kuasa menolaknya.
Ketika segelintir orang yang tinggal di
Portugis bersama segelintir orang yang tinggal di Timor Timur ingin memisahkan
Timor Timur dari Indonesia, ternyata Indonesia tak mampu mempertahankannya.
Ketika pulau Sipadan dan Ligitan direbut
Malaysia, ternyata Indonesia juga tak berdaya mempertahankannya. Jadi benarkah
Indonesia sudah merdeka? Benarkah Indonesia sudah berdaulat?
Masih Terjajah
Di sisi lain, rakyat Indonesia ternyata
juga masih terjajah. Kalau rakyat melapor ke kantor polisi karena kehilangan,
kecurian, teraniaya, dan lain-lain, biasanya harus ada uang melapor.
Kalau rakyat Indonesia sakit dan harus
berobat ke rumah sakit, biasanya harus ada uang untuk pemeriksaan, perawatan,
pembeli obat, dan uang lain-lain.
Kalau rakyat Indonesia mau membuat Kartu
Keluarga, KTP, dan urusan lain di kantor lurah, kantor kecamatan, kantor
bupati/walikota, biasanya harus ada uang administrasi, uang terima kasih, dan
uang lain-lain.
Kalau rakyat Indonesia mau sekolah, mau
pintar, biasanya harus ada uang buku, uang pendaftaran, uang pembangunan, uang
Komite Sekolah, dan uang lain-lain.
Kalau rakyat Indonesia mau jadi tentara,
polisi, atau pegawai negeri sipil, biasanya harus ada uang pendaftaran, uang
pelicin, uang terima kasih, dan uang lain-lain.
Itu semua menunjukkan betapa rakyat
Indonesia masih terjajah.
Pendidikan
Dalam hal pendidikan misalnya. UUD 45 yang
asli pada BAB XIII Pendidikan, Pasal 31, ayat (1), mengatakan; ''Tiap-tiap
Warga Negara berhak mendapat pengajaran.''
UUD 45 hasil amandemen pada BAB XIII
Pendidikan dan Kebudayaan, Pasal 31, ayat (1), mengatakan; ''Setiap warga
negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2) berbunyi; “Setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.”
Kenyataannya, pemerintah membiarkan saja
sekolah memungut berbagai macam biaya kepada para siswa.
Kenyataannya, pemerintah seperti tidak
peduli kalau ada anak yang terpaksa tidak sekolah atau putus sekolah, karena
orangtua mereka tak mampu membiayai.
Kenyataan-kenyataan yang dialami bangsa
dan rakyat Indonesia, hingga di usia kemerdekaan yang sudah hampir 62 tahun
ini, menunjukkan betapa kita ternyata belum merdeka, kita masih terjajah.
Makassar, 07-07-07
(Dimuat di harian Pedoman Rakyat, Makassar, Senin, 09 Juli 2007, rubrik “LANSKAP” halaman 4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar