Tahun 1992, harian Pedoman Rakyat membuka penerimaan calon wartawan dan saya (Asnawin) pun mendaftar bersama lebih dari seratus pelamar lainnya. Setelah melalui beberapa tahapan tes, saya bersama enam teman lainnya akhirnya dinyatakan lulus. Keenam teman lain itu ialah Mustam Arif, Rusdy Embas, Elvianus Kawengian, Indarto (alm), Mohammad Yahya Mustafa, dan Ely Sambominanga. (dok. pribadi)
----------------
Selamat Ulang Tahun Harian "Pedoman Rakyat"
Oleh: Asnawin
Harian Pedoman Rakyat sudah menjadi "makanan pokok" alias bacaan wajib saya (Asnawin) ketika masih sekolah di Kabupaten Bulukumba, mulai pertengahan tahun 70-an hingga pertengahan tahun 80-an. Harian Pedoman Rakyat ketika itu merupakan koran terbesar dan paling berpengaruh di Sulawesi Selatan.
Ketika kuliah di Makassar pada 1986-1991, saya tidak hanya menjadi salah seorang pembaca tetap harian Pedoman Rakyat, tapi juga turut menyumbangkan tulisan opini.
Tahun 1992, harian Pedoman Rakyat membuka penerimaan calon wartawan dan saya pun mendaftar bersama lebih dari seratus pelamar lainnya. Salah satu syarat untuk melamar ketika itu adalah harus sudah sarjana (S1), tanpa melihat latar belakang bidang ilmunya, sehingga persaingannya sangat terbuka.
Setelah melalui beberapa tahapan tes, saya bersama enam teman lainnya akhirnya dinyatakan lulus. Keenam teman lain itu ialah Mustam Arif, Rusdy Embas, Elvianus Kawengian, Indarto (alm), Mohammad Yahya Mustafa, dan Ely Sambominanga.
Kami bertujuh memberikan kontribusi yang cukup besar bagi harian Pedoman Rakyat. Saya beberapa kali tercatat sebagai pembuat berita tulis dan berita foto terbanyak.
Saya kemudian beberapa kali diikutkan atau diutus mengikuti pelatihan, lokakarya, atau penataran jurnalistik tingkat regional maupun nasional. Berbekal berbagai pelatihan itulah, saya sering diundang menjadi instruktur pada berbagai pelatihan jurnalistik, hingga akhirnya saya mendapat sertifikat Pelatih Nasional Wartawan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) pada tahun 2006.
Dalam perjalanan selama belasan tahun sebagai wartawan harian Pedoman Rakyat, kami bertujuh merangkak dari Calon Reporter (CR), kemudian meningkat menjadi Reporter (R), dan selanjutnya satu per satu kami bertujuh terangkat atau diberi kepercayaan sebagai Redaktur.
Saya antara lain pernah menjadi Redaktur Pendidikan, Redaktur Ekonomi, Redaktur Politik dan Pemerintahan, dan Redaktur Hiburan.
Saya juga pernah membuka rubrik yang diberi nama "Langkap" dan termuat setiap hari Senin pada halaman 4. Rubrik "Lanskap" saya isi dengan tulisan bergaya esai (minus penonjolan diri pribadi penulis).
Selain itu, saya juga membuat website/blog "Pedoman Rakyat" (http://pedomanrakyat.blogspot.com/) dengan tulisan pertama berjudul "Harian Pedoman Rakyat" pada Jumat, 29 Juni 2007 (http://pedomanrakyat.blogspot.com/2007/06/harian-pedoman-rakyat.html).
Sayangnya, pemilik dan para pengambil kebijakan di harian Pedoman Rakyat tidak mampu mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi, baik dalam kaitannya dengan persaingan antar-media (cetak, elektronik, dan media online), maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemilik dan para pengambil kebijakan di harian Pedoman Rakyat terlalu takut kehilangan "kekuasaannya" dan lebih memilih mati bersama harian Pedoman Rakyat dari pada harus menyerahkan pengelolaannya kepada orang lain atau pihak lain yang lebih profesional.
Akibatnya, harian Pedoman Rakyat kalah bersaing dengan media lain dan akhirnya berhenti terbit sejak 3 Oktober 2007. Hingga tulisan ini saya buat pada 1 Maret 2014 atau tepat pada hari ulang tahun ke-67 harian Pedoman Rakyat (terbit perdana pada 1 Maret 1947), tidak ada tanda-tanda harian Pedoman Rakyat akan terbit lagi.
Meskipun tidak lagi terbit, kami selaku mantan wartawan dan teman-teman mantan karyawan harian Pedoman Rakyat, tetap berkumpul dan merayakan ulang tahun Pedoman Rakyat setiap 1 Maret.
Selain itu, saya secara pribadi juga masih tetap "menghidupkan" harian Pedoman Rakyat dengan melanjutkan pengelolaan blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/. Selamat ulang tahun Pedoman Rakyat. Namamu akan tetap abadi.
Makassar, 1 Maret 2014.
-----------------
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan Anda di blog "Pedoman Rakyat"]
Sabtu pagi, 1 Maret 2014, saya membuat status di Facebook sbb:
BalasHapus....
Selamat ulang tahun ke-67 Harian Pedoman Rakyat....
Meskipun secara fisik harian Pedoman Rakyat tidak terbit lagi, kami (mantan wartawan dan mantan karyawan) tetap selalu berkumpul dan merayakan ulang tahunnya setiap 1 Maret (1947 - 2014)...
status itu kemudian disahuti teman2 sbb:
-- Lukman Umar: harian pedoman Rakyat,harian pertama yg sy suka dan sempat berlangganan,,,,,,,,,,,,,,,smg sgr terbit kembali,,,Amiin
-- Abd Rahim : Terbitkan kembali Pedoman Rakyat...
-- Mahrus Andis: Pedoman Rakyat, Harian pertama yang mengajariku menjadi penulis. Trims, ingatkan aku kepada sahabat; M. Dahlan Abubakar, M. Arief Gossin, Jurlan M Sahoas, L. Arumahi, dll. Salam utk kalian.
-- Abdul Jurlan: Secara fisik tidak tebit lagi tapi jiwa dan roh Pedoman Rakyat tetap hidup di hati para wartawannya yang tetap konsisten memilih profesi Wartawan yang profesional dan idealis. Abd Rahim Rahim@ Apa sih susahnya menerbitkan kembali Pedoman Rakyat, alumninya pada menerbitkan koran/majalah. Terpenting bersatu ki dan jangan lagi ada iri hati dan saling menjatuhkan diantara kita. Mahrus Andis@Iya Kanda, Salamaki..Tq
-- Mustam Arif: Pedoman Rakyat bagi saya adalah sebuah tempat kerja dan ''padepokan'' yg telah memberi kontribusi eksistensial hidup saya selanjutnya. Terima kasih PR, terima kasih para pendirinya, terima kasih kepada semua mantan pimpinan segenap karyawan' pelanggan dan relasi. PR fisik sudah terkubur waktu dan perubahan, tetapi PR kehidupan terus berada di depan...Selamat ulang tahun.
-- Asnawin Aminuddin: ketika harian Pedoman Rakyat masih terbit, saya membuat blog "Pedoman Rakyat" (http://pedomanrakyat.blogspot.com/.../harian-pedoman...).... dan saya akan tetap mempertahankan blog Pedoman Rakyat hingga akhir hayat.... mungkin juga akan saya wariskan kepada teman atau anak saya.... pedomanrakyat.blogspot.com
-- Kasmad Bachtiar: Buat yg pernah bergabung di harian PR, Knp tdk berinisiatif di terbitkan ulang aja..... Met Ultah
-- Nara Nasrullah: Selamat dan tetap semangat....
-- Manaf Rachman: Mhn bpk buat absensi kehadiran teman2 PR nanti mlm krn sdh banyak temsn yg berhalangan tetap g bisa hadir...
-- Mohammad Yahya Mustafa: sepertinx kompol (purn) arafah sudah siapkan itu
-- Nara Nasrullah: Tidak pernah ada kata "almarhum" utk sebuah semangat....
-- Hadawiah Wiah: Tetaplah memperingati karna tak akan pernah mati sebuah nama dalam sejarah, kecuali yg memperingatinya sudah tak ada
-- Kadir Sijaya: Slamat dan smoga ada arwahx kembali utk terbit seperti dulu
-- Rusdy Embas: SEMANGAT yang tumbuh di "Kawah Candradimuka" itu Insya Allah tak akan pernah padam. Ayo sahabat eratkan jalinan silaturahmi bersama kawan2 eks PEDOMAN RAKYAT di Kafe Baca Jl Adhyaksa No 2 , Sabtu 1 Maret 2014 usai salat Isya
-- Afandi Mansyur: Pedoman Rakyat telah menjadi sebuah kawah candradimuka untuk wartawan-wartawan muda yang senantiasa ingin berproses dalam menyampaikan pesan pencerahan dan kebaikan. Bersyukur pernah menjadi bagian kecil dalam sebuah medan dinamika dan idealisme besar menuju tatanan berbangsa, berbudaya, berdemokrasi, kehidupan perekonomian yang lebih menyejahterakan. Satu yang paling juga saya catat dari sebuah lingkungan bernama Harian Pedoman Rakyat, adalah wartawan senior sangat mendidik, membina, mempercayai dan membuka ruang yang sebesar-besarnya bagi wartawan muda untuk berproses, membentuk kepribadian dan karakter, serta berkembang secara alamiah.
-- Mohammad Yahya Mustafa: Pedoman Rakyat bagi saya, kampus kedua memberi banyak pengetahuan dan keterampilan mengarungi kehidupan ......
-- Andi Ramlan: 0h.... udah tutupkah..
-- Asnawin Aminuddin: http://pedomanrakyat.blogspot.com/.../selamat-ulang-tahun...