Jumat, 28 Maret 2014

Alimuddin: Membangun Pendidikan, Mengurus Rakyat


CALEG DPRD SULSEL. Melihat latar belakang pendidikannya, H Alimuddin SH MH MKn seharusnya bekerja sebagai praktisi hukum, tetapi pria kelahiran Jeneponto, 9 Juli 1967, justru lebih lebih tertarik terjun ke dunia politik praktis.

 

 



-----

PEDOMAN KARYA

Jumat, 28 Maret 2014

 

H Alimuddin SH MH MKn:

 

 

Membangun Pendidikan, Mengurus Rakyat

 

 

Melihat latar belakang pendidikannya, H Alimuddin SH MH MKn seharusnya bekerja sebagai praktisi hukum, tetapi pria kelahiran Jeneponto, 9 Juli 1967, justru lebih lebih tertarik terjun ke dunia politik praktis.

Ketertarikan itu berawal dari berhembusnya angin reformasi di Tanah Air dan munculnya sejumlah partai politik (parpol) baru pada tahun 1999. Salah satu parpol baru ketika itu adalah Partai Keadilan dan Persatuan (PKP). Pada parpol inilah Alimuddin bergabung dan menjadi calon legislator DPRD Sulsel daerah pemilihan Gowa, Takalar, dan Jeneponto.

Berkat kerja keras dan kesabarannya, Alimuddin berhasil meraih suara yang cukup signifikan dan akhirnya duduk sebagai anggota DPRD Sulsel periode 1999-2004.

Keberhasilannya itu menjadi catatan menarik, karena usianya ketika itu baru 32 tahun, usia yang tergolong masih sangat muda untuk ukuran legislator tingkat provinsi. Namun, Alimuddin ternyata mampu beradaptasi, sehingga keberadaannya bisa diterima oleh legislator lain, termasuk oleh legislator yang sudah senior dan berpengalaman.

Pada Pemilu 2004, Alimuddin kembali maju sebagai calon legislator DPRD Sulsel dengan Dapil yang sama yakni Gowa, Takalar, dan Jeneponto, tetapi kali ini dirinya bukan lagi sebagai caleg Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), melainkan sebagai caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), karena PKP gagal memenuhi syarat untuk menjadi peserta Pemilu.

Sekali lagi, Alimuddin mampu meloloskan diri menjadi legislator DPRD Sulsel (periode 2004-2009).

Sepuluh tahun menjadi wakil rakyat, tentu saja banyak hasil perjuangan dan hasil lobi-lobinya yang membuat anggaran pembangunan mengalir ke daerah Gowa, Takalar, dan Jeneponto sebagai daerah pemilihannya, serta daerah-daerah lain di bagian selatan Sulawesi Selatan.

 

Membangun Pendidikan

 

Sebagai wakil rakyat, Alimuddin merasa perlu melalukan sesuatu yang lebih nyata untuk ikut serta membangun daerah dan bangsa. Maka ia pun membuat yayasan dan mendirikan lembaga pendidikan, yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Terpadu Mega Rezky Makassar, dan Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Mega Rezky Makassar.

Kedua lembaga pendidikan itu berkembang cukup pesat yang ditandai dengan semakin banyaknya minat masyarakat untuk menimba ilmu di SMK Mega Rezky Makassar atau pada Stikes Mega Rezky Makassar.

“Pendidikan itu adalah kebutuhan mendasar dan saya ingin pembangunan pendidikan di Sulawesi Selatan berkembang agar setara dengan pembangunan pendidikan di daerah lain yang sudah lebih dahulu maju,” kata Alimuddin.

 

Mengurus Rakyat

 

Apakah itu semua sudah cukup? Apakah sepuluh tahun menjadi legislator DPRD Sulsel sudah cukup?

Ternyata itu semua belum cukup, karena Alimuddin ingin terus-menerus mengurus rakyat dengan menjadi legislator, apalagi PDIP Sulsel tetap memberikan perintah kepada dirinya untuk maju sebagai calon legislator DPRD Sulsel periode 2009-2014.

“Kalau pun tidak terpilih, saya sudah lebih siap dibandingkan lima tahun lalu,” katanya kepada penulis menjelang Pemilu Legislatif Tahun 2009.

Alhasil, dirinya memang tidak lolos menjadi legislator DPRD Sulsel periode 2009-2014. Namun, hal tersebut justru menjadi kesempatan bagi dirinya untuk lebih konsentrasi mengurus sekolah dan perguruan tinggi yang telah dirintis, dibangun, dan dikembangkannya.

Menyongsong Pemilu 2014, Alimuddin kembali mendapat perintah dari PDIP Sulsel untuk maju sebagai calon legislator DPRD Sulsel periode 2014-2019.

“Partai saya, PDIP, menugaskan saya sebagai salah seorang kadernya untuk bertarung pada Pemilu legislatif 2014,” katanya kepada penulis pada Jumat, 28 Maret 2014.

Kali ini, Alimuddin memilih bertarung pada Dapil Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar. Dapil tersebut dipilih karena dirinya adalah putra daerah kelahiran Jeneponto.

Lalu, apa yang akan diperjuangkan kelak sebagai wakil rakyat dari Dapil Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar?

“Kebetulan ketiga daerah ini adalah daerah pertanian dan kelautan, maka saya akan memperjuangkan para petani dan nelayan agar mendapatkan banyak bantuan dan fasilitas dari pemerintah, agar hidup mereka lebih baik dan lebih sejahtera,” ujar Alimuddin.

Para petani misalnya, membutuhkan irigasi, bibit, dan pupuk. Dengan adanya irigasi, maka para petani tidak lagi bergantung kepada musim untuk bercocok-tanam.

Selain itu, pemerintah perlu memberikan pendampingan kepada petani agar mereka tidak lagi berurusan dengan para tengkulak. Caranya, pemerintah perlu membuat regulasi dan membantu petani agar produksi pertaniannya meningkat dan mudah memasarkannya dengan harga yang wajar.

“Tentu sektor-sektor lain juga akan tetap jadi perhatian saya kelak kalau terpilih sebagai anggota DPRD Sulsel (periode 2014-2019), seperti pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan,” kata Alimuddin yang menamatkan SD di Jeneponto, serta SMP dan SMA di Bantaeng.

Bagaimana kalau kelak masyarakat Jeneponto mengharapkan peran yang lebih dari sekadar sebagai wakil rakyat di kursi DPRD Sulsel? Katakanlah masyarakat Jeneponto menginginkan Alimuddin kelak maju sebagai calon Bupati Jeneponto.

“Saya pikir masih banyak yang lebih cocok dan lebih pantas dibanding saya, apalagi Bupati Jeneponto sekarang juga baru beberapa bulan dilantik. Berikanlah dulu kesempatan kepada beliau, mudah-mudahan terjadi perubahan yang signifikan dan percepatan pembangunan di Jeneponto di bawah kepemimpinan bupati sekarang,” kunci Alimuddin. (asnawin)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar