CALEG
DPRD SULSEL. Melihat latar belakang pendidikannya, H
Alimuddin SH MH MKn seharusnya bekerja sebagai praktisi hukum, tetapi pria
kelahiran Jeneponto, 9 Juli 1967, justru lebih lebih tertarik terjun ke dunia
politik praktis.
PEDOMAN KARYA
Jumat, 28 Maret 2014
H
Alimuddin SH MH MKn:
Membangun
Pendidikan, Mengurus Rakyat
Melihat latar belakang
pendidikannya, H Alimuddin SH MH MKn seharusnya bekerja sebagai praktisi hukum,
tetapi pria kelahiran Jeneponto, 9 Juli 1967, justru lebih lebih tertarik
terjun ke dunia politik praktis.
Ketertarikan itu
berawal dari berhembusnya angin reformasi di Tanah Air dan munculnya sejumlah
partai politik (parpol) baru pada tahun 1999. Salah satu parpol baru ketika itu
adalah Partai Keadilan dan Persatuan (PKP). Pada parpol inilah Alimuddin
bergabung dan menjadi calon legislator DPRD Sulsel daerah pemilihan Gowa,
Takalar, dan Jeneponto.
Berkat kerja keras dan kesabarannya, Alimuddin berhasil meraih suara yang cukup signifikan dan akhirnya duduk sebagai anggota DPRD Sulsel periode 1999-2004.
Keberhasilannya itu
menjadi catatan menarik, karena usianya ketika itu baru 32 tahun, usia yang
tergolong masih sangat muda untuk ukuran legislator tingkat provinsi. Namun,
Alimuddin ternyata mampu beradaptasi, sehingga keberadaannya bisa diterima oleh
legislator lain, termasuk oleh legislator yang sudah senior dan berpengalaman.
Pada Pemilu 2004,
Alimuddin kembali maju sebagai calon legislator DPRD Sulsel dengan Dapil yang
sama yakni Gowa, Takalar, dan Jeneponto, tetapi kali ini dirinya bukan lagi
sebagai caleg Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), melainkan sebagai caleg
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), karena PKP gagal memenuhi syarat
untuk menjadi peserta Pemilu.
Sekali lagi, Alimuddin
mampu meloloskan diri menjadi legislator DPRD Sulsel (periode 2004-2009).
Sepuluh tahun menjadi
wakil rakyat, tentu saja banyak hasil perjuangan dan hasil lobi-lobinya yang
membuat anggaran pembangunan mengalir ke daerah Gowa, Takalar, dan Jeneponto
sebagai daerah pemilihannya, serta daerah-daerah lain di bagian selatan
Sulawesi Selatan.
Membangun
Pendidikan
Sebagai wakil rakyat,
Alimuddin merasa perlu melalukan sesuatu yang lebih nyata untuk ikut serta
membangun daerah dan bangsa. Maka ia pun membuat yayasan dan mendirikan lembaga
pendidikan, yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Terpadu Mega Rezky Makassar,
dan Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) Mega Rezky Makassar.
Kedua lembaga
pendidikan itu berkembang cukup pesat yang ditandai dengan semakin banyaknya
minat masyarakat untuk menimba ilmu di SMK Mega Rezky Makassar atau pada Stikes
Mega Rezky Makassar.
“Pendidikan itu adalah
kebutuhan mendasar dan saya ingin pembangunan pendidikan di Sulawesi Selatan
berkembang agar setara dengan pembangunan pendidikan di daerah lain yang sudah
lebih dahulu maju,” kata Alimuddin.
Mengurus
Rakyat
Apakah itu semua sudah
cukup? Apakah sepuluh tahun menjadi legislator DPRD Sulsel sudah cukup?
Ternyata itu semua
belum cukup, karena Alimuddin ingin terus-menerus mengurus rakyat dengan
menjadi legislator, apalagi PDIP Sulsel tetap memberikan perintah kepada
dirinya untuk maju sebagai calon legislator DPRD Sulsel periode 2009-2014.
“Kalau pun tidak
terpilih, saya sudah lebih siap dibandingkan lima tahun lalu,” katanya kepada
penulis menjelang Pemilu Legislatif Tahun 2009.
Alhasil, dirinya memang
tidak lolos menjadi legislator DPRD Sulsel periode 2009-2014. Namun, hal
tersebut justru menjadi kesempatan bagi dirinya untuk lebih konsentrasi
mengurus sekolah dan perguruan tinggi yang telah dirintis, dibangun, dan
dikembangkannya.
Menyongsong Pemilu
2014, Alimuddin kembali mendapat perintah dari PDIP Sulsel untuk maju sebagai
calon legislator DPRD Sulsel periode 2014-2019.
“Partai saya, PDIP,
menugaskan saya sebagai salah seorang kadernya untuk bertarung pada Pemilu
legislatif 2014,” katanya kepada penulis pada Jumat, 28 Maret 2014.
Kali ini, Alimuddin
memilih bertarung pada Dapil Jeneponto, Bantaeng, dan Selayar. Dapil tersebut
dipilih karena dirinya adalah putra daerah kelahiran Jeneponto.
Lalu, apa yang akan
diperjuangkan kelak sebagai wakil rakyat dari Dapil Jeneponto, Bantaeng, dan
Selayar?
“Kebetulan ketiga
daerah ini adalah daerah pertanian dan kelautan, maka saya akan memperjuangkan
para petani dan nelayan agar mendapatkan banyak bantuan dan fasilitas dari
pemerintah, agar hidup mereka lebih baik dan lebih sejahtera,” ujar Alimuddin.
Para petani misalnya, membutuhkan
irigasi, bibit, dan pupuk. Dengan adanya irigasi, maka para petani tidak lagi
bergantung kepada musim untuk bercocok-tanam.
Selain itu, pemerintah
perlu memberikan pendampingan kepada petani agar mereka tidak lagi berurusan
dengan para tengkulak. Caranya, pemerintah perlu membuat regulasi dan membantu
petani agar produksi pertaniannya meningkat dan mudah memasarkannya dengan
harga yang wajar.
“Tentu sektor-sektor
lain juga akan tetap jadi perhatian saya kelak kalau terpilih sebagai anggota
DPRD Sulsel (periode 2014-2019), seperti pendidikan, kesehatan, dan
pemerintahan,” kata Alimuddin yang menamatkan SD di Jeneponto, serta SMP dan
SMA di Bantaeng.
Bagaimana kalau kelak
masyarakat Jeneponto mengharapkan peran yang lebih dari sekadar sebagai wakil
rakyat di kursi DPRD Sulsel? Katakanlah masyarakat Jeneponto menginginkan
Alimuddin kelak maju sebagai calon Bupati Jeneponto.
“Saya pikir masih
banyak yang lebih cocok dan lebih pantas dibanding saya, apalagi Bupati
Jeneponto sekarang juga baru beberapa bulan dilantik. Berikanlah dulu
kesempatan kepada beliau, mudah-mudahan terjadi perubahan yang signifikan dan
percepatan pembangunan di Jeneponto di bawah kepemimpinan bupati sekarang,”
kunci Alimuddin. (asnawin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar