Selasa, 26 Agustus 2008

Wisata Alam Malino : Sejuk dan Indah


Wisata Alam Malino
SEJUK DAN INDAH


Sepintas lalu, nama Malino mirip dengan salah satu kota yang ada di Italia, yakni Milano, tetapi Malino bukanlah Milano.
Malino adalah kawasan wisata pegunungan yang indah dan berada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Letaknya sekitar 90 kilometer dari Kota Makassar. Perjalanan dari kota Makassar menuju daerah ini memakan waktu sekitar dua jam.
Malino akrab dengan nuansa pegunungan yang indah, hawa udara yang sejuk, dan barisan pohon pinus yang rindang. Penduduknya pun ramah. Kawasan kecil ini selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal, wisatawan nusantara, dan wisatawan mancanegara, terutama pada hari-hari libur.
Selain pemandangan yang indah, di Malino juga ada Air Terjun Seribu Tangga, Air Terjun Takapala, Kebun Teh Nittoh, Lembah Biru, dan Gunung Bawakaraeng.
Di kawasan berketinggian sekitar 1.500 meter di atas permuakaan laut itu, terdapat sejumlah buah-buahan yang tumbuh subur, antara lain buah markisa, jeruk, dan apel, serta buah tomat dan berbagai macam jenis sayur-sayuran.
Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda. Banyak pengunjung yang datang baik dari Kota Makassar maupun dari daerah-daerah lain di Sulawesi Selatan untuk mendapatkan tempat rekreasi dan refreshing yang nyaman, terutama pada saat weekend atau liburan.
Adapun objek wisata yang ada di sana antara lain Air Terjun Takapala yang terletak di daerah Bulutana, Air Terjun Lembanna yang kira-kira 8 km dari Kota Malino, Hutan Wisata Malino yang lebih dikenal dengan sebutan Hutan Pinus.
Hutan Wisata Malino atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hutan Pinus terdiri dari deretan pohon pinus yang tumbuh sumbur, kokoh dan rindang.
Di Malino, terdapat Permandian Lembah Biru. Objek-objek wisata itu tidak pernah sepi oleh pengunjung, apalagi di hari-hari libur.
Dalam taman wisata alam Malino ditemui berbagai jenis fauna seperti burung nuri (Trichaglossus flavoridis), kera hitam (Macaca maura), biawak (Varanus salvator), jalak kerbau (Acridatheres sp), raja udang (Halcyon sp), dan burung gelatik (Padda oryzofora).
Flora yang dimiliki mulai dari pohon pinus (Pinus merkusi) yang merupakan flora yang mendominasi Taman Wisata Alam Malino dan umurnya sudah cukup tua.
Selain itu, terdapat pula jenis floran lain seperti akasia (Acasia auriculiformis) jabon (Anthocepthalus cadamba), beringin (Ficus benjamina), ekaliptus (Eucalyptus sp), edelweis (Edelwesy sp), rotan (Calamus sp), kenanga (Cananga ordorata) dan beberapa jenis perdu.
Keindahan alam Malino yang dikenal sejak zaman kolonial Belanda juga menyimpan tumbuhan peninggalan Belanda yang sampai sekarang bisa ditemukan, namun terbilang langka, yaitu termasuk edelweis dan pohon turi yang bunganya berwarna oranye. Saat mekar, bunga-bunga ini terlihat indah, apalagi jika dilihat dari udara atau kejauhan.
Pemandangan seperti ini jarang ditemukan di tempat lain. Karena itulah, Malino juga dijuluki sebagai Kota Kembang-nya Sulawesi Selatan.Sedikit ke daerah atas terlihat dengan jelas hamparan sayur-mayur yang hijau. Tanaman hortikultura seperti kol, vetsai, bawang prei, kentang dan tomat, digarap oleh para petani desa setempat. Tepatnya terletak di daerah Kanrepia.
Kalau kita ke daerah Pattapang, terdapat perkebunan teh milik Nittoh asal jepang yang juga menjadi salah satu objek wisata Malino yang digemari karena hamparan hijaunya yang cantik dan memukau.
Di Malino juga terdapat perkebunan Markisa yang terkenal menghasilkan buah markisa yang manis, yang dapat diperoleh di pasar-pasar tradisonal di Malino. Minuman dari buah markisa juga sudah banyak dijual dalam bentuk botol dan sering dijadikan sebagai oleh-oleh atau cinderamata. Minuman yang kemudian dikenal dengan nama jus markisa itu berasal dari perkebunan markisa yang banyak tumbuh di Malino.

Akomodasi, dan Fasilitas

Kawasan wisata Malino terletak sekitar 70 km dari Kota Sungguminasa (Gowa) atau 90 km dari Kota Makassar. Dari Kota Sungguminasa, perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum dalam waktu sekitar 2-3 jam.
Bagi pengunjung yang ingin lebih lama menikmati keindahan alam Malino tidak perlu merasa khawatir, karena di kawasan ini tersedia hotel dan villa untuk menginap. Sebagian penduduk juga menyiapkan rumahnya sebagai tempat penginapan, sehingga wisawatan bias menyatu dengan masyarakat di sana.
Di lokasi wisata air terjun, tersedia penginapan dengan tarif Rp. 50.000,- per malam. Tersedia pula kuda sewaan untuk mencapai air terjun Takapala yang berada sekitar 4 km di sebelah timur kota Malino. (asnawin/dari berbagai sumber)-- Tabloid Demos, Juli 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar