Selasa, 26 Agustus 2008
Emha Ainun Nadjib : Semoga Allah Mencoblos pada Pilpres 2009
keterangan gambar: Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib :
Semoga Allah Mencoblos pada Pilpres 2009
Oleh: Asnawin
Indonesia dewasa ini benar-benar butuh pertolongan untuk diselamatkan dari kehancuran. Malah tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa butuh “campur tangan” atau intervensi dari Allah SWT untuk menyelamatkan Indonesia.
Khusus untuk mencari pemimpin Indonesia di masa datang, sebaiknya rakyat Indonesia berdoa agar Allah SWT mau mencoblos pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 mendatang.
“Semoga beliau mau ikut mencoblos. Kalau Allah mencoblos, pasti tidak mau kalah,” kata budawayan Emha Ainun Nadjib saat tampil dalam Diskusi Publik “Selamatkan Indonesia” Menelaah Pemikiran Prof Dr M Amien Rais, di Auditorium Al-Amien Kampus Unismuh Makassar, 21 Juli 2008.
Dia mengatakan, presiden kita sekarang ini sangat pintar, tetapi yang dibangun bukan pembangunan, melainkan anggapan-anggapan tentang dirinya.
Untuk melihat kondisi Indonesia secara keseluruhan dewasa ini, katanya, cukup dengan membaca buku terbaru Amien Rais yang berjudul “Agenda Mendesak Bangsa, Selamat Indonesia.”
“Seandainya ada malaikat yang singgah untuk mempelajari Indonesia, cukup sodorkan bukunya Pak Amien,” ujarnya sambil tersenyum.
Indonesia sekarang ini, kata Emha, sedang di-Bilal-kan. Bilal, katanya, adalah seorang anak raja dari Afrika yang pergi ke Arab Saudi untuk menemui Nabi Muhammad.
Bilal yang tinggal di Afrika sudah mendengar tentang datangnya seorang yang mulia bernama Muhammad dan tinggal di Tanah Arab. Bilal kemudian melakukan perjalanan jauh dan bertemu dengan kabilah yang akan berangkat ke Tanah Arab.
Dalam perjalanan itulah ia mengalami banyak cobaan dan setelah tiba di Tanah Arab, dirinya sudah diperjualbelikan dan dijadikan budak oleh orang-orang kaya dan berkuasa. Abubakar yang sahabat dekat Rasulullah kemudian tampil membebaskan Bilal dari perbudakan.
“Jadilah seperti Abubakar yang menebus Bilal, karena Indonesia sekarang ini sedang di-Bilal-kan,” ujarnya.
(Dimuat di Tabloid Demos, Makassar, Juli 2008)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar