Selasa, 26 Agustus 2008

Olimpiade Beijing 2008: Tekad Indonesia Terlalu Lemah

Olimpiade Beijing 2008:
TEKAD INDONESIA TERLALU LEMAH

Pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Adhyaksa Dault, bahwa Indonesia bertekad mempertahankan medali emas pada Olimpiade Beijing 2008, bisa dibaca sebagai sebuah tekad yang lemah.
Betapa rendah target yang dicanangkan tersebut. Target dan pernyataan itu sekaligus juga “merendahkan” atlet Indonesia dari cabang olahraga lain yang turut berpartisipasi kali ini. Adhyaksa menyebut cabang olahraga bulutangkis yang paling berpeluang dan sama sekali tidak menyebut satu pun cabang olahraga lain yang berpeluang merebut medali emas.
Target tersebut mungkin realistis, tetapi tidaklah bagus “merendahkan” cabang olahraga lain. Meskipun demikian, kita juga perlu melihat dari sisi lain bahwa pernyataan Adhyaksa itu mungkin saja bagian dari cara untuk “mencambuk” semangat atlet dari cabang olahraga selain bulutangkis.
"Ya kita akan mempertahankan emas lah," kata Adhyaksa saat ditanya target Indonesia di Olimpiade Beijing 2008 pada suatu kesempatan.
Menyinggung bonus disediakan pemerintah bagi atlet Indonesia peraih medali di Olimpiade 2008, Adhyaksa mengatakan bonus tersebut akan dibicarakan kemudian, tetapi pada kesempatan lain Adhyaksa mengatakan bahwa bonus peraih medali emas tidak di bawah Rp 1 miliar.
Pada Olimpiade 2004 di Athena, Yunani, Indonesia meraih satu emas disumbangkan cabang bulutangkis melalui tunggal putra Taufik Hidayat.
Secara total pada Olimpiade 2004, Indonesia meraih satu emas, satu perak dan dua perunggu. Perak disumbangkan lifter angkat besi putri, Lisa Rumbewas.
Dua perunggu diraih atlet bulutangkis yakni tunggal putra Sonny Dwi Kuncoro dan gada putra, Flandy Limpele/Eng Hian.

Bulutangkis

Cabang bulutangkis, selalu menyumbang medali bagi kontingen Indonesia sejak Olimpiade 1992.
Pada Olimpiade 1992 di Barcelona, Spanyol, bulutangkis menyumbang dua emas, dua perak dan satu perunggu. Emas diraih tunggal putra, Alan Budi Kusuma dan tunggal putri Susi Susanti.
Di Olimpade 1996 Atlanta, Amerika Serikat, bulutangkis menyumbang satu emas lewat ganda putra Ricky Subagja/Rexy Mainaky.
Kemudian Olimpiade 2000 di Sydney, Australia, bulutangkis meraih satu emas dan dua perak. Emas disumbangkan ganda putra, Chandra Wijaya/Tony Gumawan.

24 Atlet

Indonesia pada Olimpiade ke-29 di Beijing, 8 s/d 24 Agustus 2008, mengirimkan 24 atlet dan akan mengikuti tujuh cabang olahraga, yakni atletik (2 atlet), angkat besi (5), menembak (1), renang (2), bulutangkis (11), panahan (2), dan layar (1).
Meneg Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault mengatakan, pemerintah telah menfasilitasi segala persiapan dan program untuk mencapai prestasi yang tertinggi bagi kontingen Indonesia di arena Olimpiade Beijing 2008.
“Para atlit telah memasuki Pelatnas sejak akhir Januari 2008 lalu, dengan harapan mampu berkompetisi dengan atlit negara lain,” katanya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara, pada acara pelepasan, di Istana Negara, meminta agar seluruh atlet berjuang dan memberikan yang terbaik untuk mengharumkan nama bangsa dan negara.
”Kibarkan Sang Merah Putih tinggi-tinggi pada arena pertandingan tingkat dunia itu. Doa seluruh rakyat Indonesia mengiringi perjuangan saudara-saudara ,” tandasnya.
Presiden juga berharap agar para atlit dapat memperjuangkan kehormatan dan nama baik bangsa dan negara.
”Saudara-saudara adalah putra terbaik bangsa dalam bidang olahraga yang telah dipilih. Saudara telah dilatih dan dipersiapkan dengan baik. Oleh karena itu Saudara harus yakin dan percaya diri untuk keberhasilan dalam perjuangan dan pelaksanaan tugas ini,” kata SBY.
Presiden SBY juga menyampaikan penghargaan atas kerja keras Kementerian Pemuda dan Olahraga, KONI Pusat dan Daerah, Pimpinan Pelatnas Olimpiade dan seluruh pengurus, pembina, official, yang telah mempersiapkan kontingen Indonesia untuk ikut bertanding dalam Olimpiade Beijing.
”Lanjutkan terus tugas yang penting, yang menentukan dan akan membawa nama baik bangsa dan negara kita di arena pertandingan dunia itu. Sekali lagi selamat bertugas, selamat berjuang, Tuhan beserta kita,” ujarnya.
Usai memberikan sambutan, SBY menyerahkan bendera Merah Putih kepada Ketua KONI, Rita Subowo, yang selanjutnya menyerahkan kepada Ketua Kontingen Indonesia, Rosihan Arsyad. (asnawin)-- Tabloid Demos, Agustus 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar