Kamis, 28 November 2013

PTN Pasang Pukat Harimau, PTS “Menjerit”



MAHASISWA BARU. Dalam menjaring maba, PTN dapat diibaratkan memasang pukat harimau, sehingga jangankan ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil pun terjaring. Akibatnya, jumlah pendaftar calon maba di PTS rata-rata menurun dibandingkan tahun lalu, bahkan tidak sedikit PTS yang “menjerit” karena jumlah mabanya tahun ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu. (Foto: Asnawin)


-----------------

Penerimaan Mahasiswa Baru 2013/2014:

PTN Pasang Pukat Harimau, PTS “Menjerit”


Penerimaan mahasiswa baru (maba) tahun akademik 2013/2014, menjadi momentum menyenangkan bagi perguruan tinggi negeri (PTN), tetapi tidak bagi perguruan tinggi swasta (PTS).

PTN benar-benar memanfaatkan penerimaan maba untuk menerima maba sebanyak-banyaknya, sehingga masyarakat bergembira, khususnya bagi para calon maba.

Dalam menjaring maba, PTN dapat diibaratkan memasang pukat harimau, sehingga jangankan ikan-ikan besar, ikan-ikan kecil pun terjaring. Akibatnya, jumlah pendaftar calon maba di PTS rata-rata menurun dibandingkan tahun lalu, bahkan tidak sedikit PTS yang “menjerit” karena jumlah mabanya tahun ini menurun drastis dibandingkan tahun lalu.

Di Sulawesi Selatan misalnya. Tiga PTN besar, yakni Universitas Hasanuddin (Unhas), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, menjaring mahasiswa antara 5.000 hingga hampir 7.000.

Unhas yang memiliki 14 fakultas dengan 58 program studi, tahun ini menerima 4.948 maba. Penerimaan maba tersebut dilakukan melalui jalur lima jalur, yakni jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), jalur Kerjasama, Jalur Non-Subsidi (JSN), dan jalur Prestasi Olahraga, Seni, dan Keilmuan (POSK).

UNM yang memiliki Sembilan fakultas dengan puluhan prodi, tahun ini menerima maba lebih banyak dibandingkan Unhas, yakni kurang lebih 6.700 maba, melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, dan jalur Mandiri yang terdiri atas beberapa gelombang.

UIN Alauddin juga tak mau kalah. PTN yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI dan memiliki tujuh fakultas dengan 47 prodi, tahun ini menerima 5.516 maba.

PTN di Sulawesi Tenggara, di Sulawesi Tengah, di Sulawesi Utara, dan di Provinsi Gorontalo, juga melakukan hal yang sama. Mereka menerima maba dalam jumlah cukup besar dan meningkat dibandingkan tahun lalu.

Tentu saja masyarakat gembira, karena anak-anak atau keluarga mereka banyak tertampung di PTN, yang dianggap lebih bergengsi dan atau lebih murah dibandingkan PTS.

--------------------------

----------------
Marzuki Hanafi Bantayan
-------------- 


Mengalami Penurunan


Beberapa pimpinan PTS yang ditemui dan atau dihubungi secara terpisah mengakui bahwa jumlah pendaftar maba di perguruan tingginya tahun ini mengalami penurunan alias berkurang dibandingkan tahun lalu.

Meskipun demikian, ada juga perguruan tinggi yang pendaftar mabanya tahun ini meningkat cukup pesat dibandingkan tahun lalu.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Avicenna Kendari, Dr Marzuki Hanafi Bantayan MD MSi, yang dihubungi via telepon, Kamis, 7 November 2013, mengatakan jumlah mabanya tahun ini hanya 500-an.

“Tahun lalu kami masih menerima hingga 800 orang, tetapi tahun ini turun menjadi hanya 500-an maba,” ungkapnya.

Dia menuding penyebab menurunnya jumlah pendaftar maba di PTS tahun ini terutama karena PTN menerima maba dalam jumlah besar dan tidak sesuai lagi dengan rasio dosen dan fasilitas yang ada.

“Untuknya tidak ada prodi kesehatan di Unhalu (Universitas Haluoleo, Kendari), sehingga kami masih kebagian maba yang cukup banyak dari prodi kesehatan, tetapi pada prodi lain, kami sudah habis-habisan melakukan promosi, tetap saja minim pendaftarnya,” papar Marzuki.

-------------

-----------------
Samliok Ndobe 
----------------

Turun 50 Persen


Ketua Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu, Dr Ir Samliok Ndobe MSi, juga mengeluhkan masalah yang sama.

“Jumlah maba kami menurun drastis. Tahun lalu kami masih menerima 30 mahasiswa per prodi, tetapi tahun ini hanya sekitar 15 orang per prodi,” tuturnya.

Kalau penerimaan maba di PTN diistilahkan sebagai pukat harimau, Samliok berharap mata jaringnya lebih diperlonggar sedikit, sehingga masih ada ikan-ikan kecil yang tidak terjaring dan kemudian mendaftar masuk ke PTS.

“Malah ada teman dari PTS lain yang hanya dua orang mendaftar sebagai calon maba pada salah satu prodinya,” katanya seraya menyarankan agar ke depan, PTN dan PTS melakukan koordinasi sebelum penerimaan maba.

--------------------

-----------------
Irwan Akib
-------------


Menurun tapi Cukup


Jumlah pendaftar calon maba di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, juga mengalami penurunan. Meskipun demikian, jumlah yang mendaftar masih cukup memenuhi daya tampung yang ada.

Jumlah pendaftar maba di Unismuh Makassar tahun ini menurun dari sekitar 8.000 orang tahun lalu, menjadi sekitar 7.000 orang tahun ini.

“Memang agak menurun, tetapi kami memang hanya menerima kurang lebih 4.800 maba untuk tujuh fakultas dan lebih dari 20 prodi yang ada,” sebut Rektor Unismuh Makassar, Irwan Akib.

---------------


--------------
Mashur Razak
-------------


Kurang Dari Target


Ketua STIE Nobel Indonesia Makassar Dr H Mashur Razak, secara terus-terang mengakui bahwa jumlah calon maba yang mendaftar tahun ini kurang dari target yang telah ditentukan sebelumnya.

“Target kami sebenarnya 200 orang, tetapi yang mendaftar hanya sekitar 170 orang,” ungkapnya, seraya menambahkan bahwa jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang kurang lebih 160 orang.

Meskipun demikian, lanjutnya, STIE Nobel Indonesia Makassar memang tidak akan menerima mahasiswa secara missal, karena mereka lebih mengutamakan kualitas dan membidik kelas menengah ke atas.

“Kami hanya mengisi 25 orang satu kelas dan semua ruangan belajar full AC dan full IT. Proses belajar mengajar, mulai dari absen mahasiswa, ujian, hingga nilai ujian, semua sudah menggunakan teknologi komputer dan internet,” kata Mashur.

------------------

-------
Mardiyah
-------


Hanya Seratusan Maba


Akademi Kebidanan (Akbid) Minasa Upa juga mengalami penurunan jumlah pendaftar calon maba, dari sekitar 160 orang tahun lalu, menjadi kurang lebih 140 orang pada tahun ini. Meskipun demikian, jumlah tersebut sudah melebihi daya tampung yang ada.

Direktur Akbid Minasa Upa Makassar, Mardiah, mengatakan, pihaknya memang hanya membuka dua kelas, sehingga yang bisa diterima hanya 100 orang.

“Tahun ini kami menerima 101 maba, sedangkan tahun lalu kami menerima 110 orang. Lebih bagus begitu, supaya lebih gampang dibimbing,” katanya.

---------------

------------
Marwan Mile
------------


Juga Kena Imbas


Meskipun lokasinya jauh dari ibukota provinsi Sulawesi Tengah, Universitas Tompotika Luwuk Bangga, tetap terkena imbas dari penerimaan maba besar-besaran yang dilakukan PTN di Sulawesi Tengah dan provinsi lain se-Indonesia.

Dampak tersebut yaitu tidak tercapainya target jumlah pendaftar calon maba. Untika menargetkan jumlah pendaftar calon maba sebanyak 1.200-an orang, tetapi yang mendaftar “hanya” sekitar 900 orang.

“Kurang dari target, tetapi tetap sesuai dengan daya tampung yang ada,” kata Rektor Untika Drs Marwan Mile MSi.

Sambil bercanda, dia mengatakan, calon maba di Luwuk Banggai dan sekitarnya ibarat ikan kecil yang bersembunyi di bawah batu karang, sehingga lolos dari pukat harimau yang dipasang PTN dalam manring maba secara besar-besaran.

“Jumlah pendaftar maba kami masih cukup banyak, karena lokasinya jauh jangkauan pukat harimau dan ikan-ikannya tersembunyi di bawah batu karang, sehingga lolos dari pukat harimau PTN,” ujar Marwan sambil tertawa. (tim)

-------------
@copyright Majalah Almamater, edisi ke-5, Vol.II, November 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar