Usia Tua itu Takdir, Awet Muda itu Pilihan!
Tuesday, November 10, 2009 2:56 AM
Apakah Anda sudah merasa tua? Pertanyaan inilah yang diajukan berdasarkan jajak pendapat di Belanda terhadap para manula yang usianya sudah diatas 60 tahun. Ternyata lebih dari 80% secara biologis mereka menilai bahwa dirinya masih tetap muda alias belum merasa tua.
Mungkin hal ini pulalah yang mendorong negara-negara di Eropa untuk meningkatkan usia batas pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun. Kapankan seseorang bisa dinilai sebagai manula/lansia (manusia lanjut usia)? Apakah pada saat ia mulai punya cucu, ataukah pada saat rambutnya mulai beruban?
Maka dari itulah juga sampai dengan saat ini para ahli sendiri masih memperdebatkan kapan seseorang bisa dikategorikan sebagai lansia.
Berdasarkan Wordl Health Organization (WHO) mereka mengelompokan lanjut usia sebagai berikut:
- Lansia Dini – Middle Agge (45 – 59 Tahun
- Lansia – Erderly (60 – 74 tahun)
- Lansia Tua – Old (75 – 90 tahun)
- Lansia Sangat Tua – Very Old (91 tahun keatas)
Di kolong langit sekarang ini sudah lebih dari 200 ribu orang yang usianya diatas 100 tahun. Yang terbanyak di Amerika Serikat – 96.000 orang, kedua di Jepang 40.390 orang. Walaupun demikian harus diingat bahwa penduduk Amerika dua kali lipat jauh lebih banyak daripada penduduk Jepang. Terbuktikan, bahwa wanita pada umumnya usianya jauh lebih panjang daripada pria. 86% pendudukan Jepang yang usianya diatas 100 tahun adalah kaum perempuan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi tua itu sudah merupakan takdir dari sononya, tetapi menjadi tetap awet muda itu adalah pilihan yang ditentukan oleh diri kita sendiri. Otak kitalah yang menentukan apakah kita sudah tua ataukah belum? Anda sudah bisa divonis sebagai orang tua, dimana Anda sudah pikun alias tidak bisa berpikir lagi, tetapi selama Anda masih mampu berpikir dengan baik selama itu pula Anda masih bisa dinilai muda. Berdasarkan statistik lebih dari 70% penghuni rumah jompo di Eropa mengidap penyakit pikun
Hanya sayangnya banyak sekali orang yang mau divonis dan ditentukan oleh orang lain, bahwa dirinya itu sudah tua. Misalnya karena rasa kasih yang berlebihan, sehingga orang-orang disekitarnya menganjurkan, bahkan melarang agar mereka tidak melakukan ini dan itu; maupun pergi sendirian. Hal inilah yang sebenarnya menjerumuskan mereka ke dalam jurang kejompoan.
Banyak orang yang memiliki hobby setiap hari membaca iklan kematian untuk mengetahui dalam usia berapa tahun mereka mati. Bahkan pada saat salah satu sahabat atau rekannya meninggal dunia langsung bertanya terhadap diri sendiri, kapankah giliran saya? Sangat disayangkan masa hidup yang sedemikian pendeknya hanya digunakan untuk memikirkan masalah kematian.
Daripada memikirkan tentang kematian lebih baik memikirkan bagaimana bisa membuat hidup ini menjadi lebih hidup. Usia bukanlah batasan bagi seseorang untuk melakukan apapun juga. Terlebih lagi jangan sampai kita mau dibelenggu oleh pikiran sendiri dengan alasan sudah tua, karena Age is Just Only a Number.
Banyak orang baru menemukan bakatnya pada saat mereka sudah tua, entah itu bakat melukis ataupun menulis. Mang Ucup sendiri baru sadar, bahwa saya senang menulis setelah saya berumur diatas 55 tahun. Harry Bernstein mempublikasikan buku pertamanya yang berjudul The Invisible Wall dalam usia 96 tahun.
Ann Nixon Cooper dalam usia 106 tahun masih aktiv dalam politik. Ia adalah salah satu supporter dari Barrack Obama.
Olive Riley adalah blogger tertua ia membuat Blog pertamanya dalam usia 107 tahun.
Arthur Wilson baru mulai menikmati masa pensiun sebagai karyawan dari Los Angelos Metro dalam usia 100 tahun. Bahkan Buster Martin dari England sampai saat ini masih tetap aktiv bekerja, walaupun usianya sudah mencapai 103 tahun.
Penyanyi dan pemain film gaek yang masih tetap aktiv adalah Johannes Heester dari Belanda. Usia dia sekarang telah mencapai 106 tahun. Konsert terakhir ia lakukan dalam usia 105 tahun.
Mang Ucup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar