Drs Hanafi Mappasomba MPd
Diramal Bakal Tinggi Pangkatnya
Cita-citanya sebenarnya sederhana, yakni ingin menjadi guru, tetapi perjalanan hidup kemudian membawanya menjabat Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel dan setelah pensiun kini diberi kepercayaan menjabat Ketua Badan Akreditasi Provinsi Sulsel.
Begitulah pengalaman Drs Hanafi Mappasomba MPd. Ia tak pernah membayangkan akan menjadi pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi.
Dibesarkan di lingkungan keluarga yang sederhana, Hanafi kecil pun hanya mencanangkan cita-cita sederhana.
Karirnya dimulai sebagai guru Sekolah Dasar (SD) pada 1967, kemudian beralih menjadi guru Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK), guru Sekolah Menengah Teknologi Kerumahtanggaan (SMTK), lalu masuk menjadi pejabat di lingkungan Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Sulsel (sekarang Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel).
Hanya beberapa tahun di lingkungan Depdikbud, Hanafi kemudian kembali ke sekolah dan menjadi Kepala SMA Negeri 10 Makassar. Tahun 1994, ia masuk lagi di Depdikbud Sulsel lalu menjabat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep, dan akhirnya ditarik lagi menjadi Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel hingga pensiun pada 2006.
"Teman-teman saya semasa SMP dulu mengatakan, saya pernah diramal oleh seorang narapidana. Saya sudah lupa, tetapi teman-teman masih ingat. Narapidana itu katanya mengatakan bahwa anak ini, maksudnya saya, akan tinggi pangkatnya. Saya memang memulai jadi PNS dengan pangkat 2-A dan pensiun dengan pangkat 4-D. Ini adalah pangkat tertinggi di fungsional," ungkap Hanafi kepada "PR", di Makassar, belum lama ini.
Menyinggung kiat-kiat hidupnya, ayah dari empat anak dan kakek dari enam cucu itu, mengatakan, kalau ada sesuatu yang baik yang diinginkan, maka niatkanlah dalam hati dan berupayalah dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkannya.
"Sewaktu belum pernah menginjak Jakarta, saya sangat mendambakan melaksanakan salat di Masjid Istiqlal. Setelah mendapat kesempatan ke Jakarta, saya langsung memenuhi dambaan saya itu dan hingga kini saya selalu salat di Masjid Istiqlal setiap ke Jakarta," papar suami dari Dra Andi Tenriani MSi (dosen Unismuh Makassar).
Keinginannya untuk menunaikan ibadah Haji dan umrah juga tercapai berkat niat yang baik dan berupaya mewujudkannya.
Hanafi yang sudah cukup lama menjabat Ketua YPLP PGRI Sulsel, juga mengungkapkan bahwa sejak mengenal agama Islam, dirinya tak pernah meninggalkan salat dan ibadah puasa di bulan Ramadan.
"Rasanya ada sesuatu yang tidak selesai kalau saya belum salat," tuturnya. (win/pr)
copyright@Pedoman Rakyat
Makassar, 18 September 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar