Senin, 20 Agustus 2007

Bawalah Selalu "Buku Pintar"

Bawalah Selalu "Buku Pintar"

Makassar, (PR).
Novelis Naning Pranoto menganjurkan kepada para penulis cerpen pemula agar selalu membawa "buku pintar" (buku tulis, red) dan mencatat setiap ada ide yang muncul, serta tanggal munculnya ide tersebut.

Mantan wartawan yang kini mengajar di beberapa perguruan tinggi itu, juga menganjurkan agar para penulis cerpen pemula banyak membaca, banyak bergaul, menulis dengan disiplin, menyediakan alat tulis yang memadai, menyiapkan ruang (tempat dan waktu), serta berambisi membuat karya.

Anjuran tersebut dikemukakan menjawab pertanyaan salah seorang peserta Pelatihan Penulisan Kreatif untuk Cerita Pendek Tingkat Nasional, di Gedung Bakti Jl. Dr. Soetomo, Makassar, Senin (20/8).

Naning tampil bersama budayawan Sides Sudyarto DS, pada pelatihan yang diadakan Taman Sastra Makassar dan diikuti 50 peserta dari unsur pelajar, mahasiswa, guru, dosen, wartawan, seniman, Balai Bahasa, dan masyarakat umum.

''Kita juga harus menulis dengan disiplin. Artinya, luangkanlah waktu khusus untuk menulis. Saya kreatif dan produktif menulis pada jam 3 sampai jam 10 pagi. Kalau saya menulis, tidak ada urusan dengan dunia luar. Saya bisa mengurung diri di kamar lima hari berturut-turut, kalau sedang menulis,'' tutur Naning yang salah satu novelnya berjudul "Wajah Sebuah Vagina" kini sudah terjual sekitar 50.000 eksamplar.

Untuk menjaga semangat menulis, Naning menganjurkan agar penulis pemula mengubah gayanya, meminta saran dan kritikan, serta membedah atau mendiskusikan tulisannya dengan orang lain, sedangkan Sides Sudyarto menganjurkan agar menjadikan menulis sebagai alat jihad.

''Berjihadlah lewat tulisan. Jadikan tulisan sebagai alat perjuangan untuk melawan penindasan, serta untuk membela kaum marjinal dan orang-orang yang terhinakan,'' katanya.

Ketua Panitia, Dra Anil Hukma, kepada peserta menjelaskan bahwa kehadiran Naning Pranoto dan Sides Sudyarto yang disponsori Rohto (obat tetes mata) sekaligus untuk melakukan sosialisasi Lomba Menulis Cerpen Remaja (LMCR) 2007 yang dilaksanakan Raya Kultura.

Di akhir pelatihan, pembicara dan pihak sponsor memberikan hadiah buku kepada peserta yang proaktif mengajukan pertanyaan. Wartawan "PR", Asnawin, selain mendapat buku dari Naning Pranoto, juga mendapat hadiah khusus berupa cendera mata dari Rohto selaku sponsor acara, karena pertanyaannya dinilai paling berbobot. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar