“Lovely December” Pancing Wisman ke Sulsel
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sulsel sejak peristiwa Bom Bali beberapa tahun silam, turut mengalami penurunan.
Namun dengan berbagai upaya yang dilakukan, baik oleh Pemerintah Provinsi Sulsel dan pemerintah kabupaten/kota se-Sulsel, maupun oleh masyarakat, khususnya yang bergerak di industri pariwisata, jumlah kunjungan wisman kembali mengalami peningkatan.
Tahun 2008 ini, Pemprov Sulsel menargetkan jumlah kunjungan wisman sebesar 28.000 kunjungan. Jumlah tersebut bisa dilampaui jika dan mencapai angka 30.000-an kunjungan, kalau penerbangan langsung dari luar negeri ke Bandara Hasanuddin Makassar dapat direalisasikan dan “travel warning” oleh Amerika Serikat dicabut.
Untuk memancing wisman berkunjung ke Sulsel, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sulsel telah mencanangkan program “Lovely December.”
“Ini adalah gagasan Bapak Gubernur Sulawesi Selatan,” ungkap Kadisbudpar Sulsel, Drs Ama Saing MSi, kepada wartawan di kantornya, belum lama ini.
“Lovely December”, katanya, bertujuan menjadikan Sulawesi Selatan sebagai yang terbaik di antara 10 destinasi atau “South Sulawesi the Best 10 Destination” di Indonesia.
Dalam konsep pengembangannya, “Lovely December” menempatkan Tana Toraja sebagai lokomotif.
“Ini didasarkan atas besarnya potensi daya tarik Toraja pada pasar internasional. Dalam konteks “brand”, Toraja juga merupakan “icon destination” Sulawesi Selatan,” sebut Ama.
Dalam implementasinya, “Lovely December” digerakkan dalam tiga tahapan pada 3 (tiga) cluster wilayah pengembangan pariwisata Sulsel, model pengembangan cluster dengan focus pada sentra pengembangan dengan wilayah sekitar sebagai satelit.
Cluster I, meliputi Toraja, Enrekang, Sidrap, Luwu, Palopo, Luwu Utara, dan Luwu Timur, dengan mengandalkan pariwisata budaya dan ekoturisme.
Cluster II, meliputi Makassar, Pangkep, Gowa, Maros, Takalar, Barru, Parepare, dan Pinrang, dengan andalan wisata MICE dan ekoturisme.
Cluster III, meliputi Selayar, Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, Bone, Soppeng, Wajo, dan Sinjai, dengan mengandalkan wisata marine dan ecotourism.
Ama Saing menjelaskan, tema operasional pengembangan pariwisata Sulawesi Selatan digambarkan dalam peta jalan atau “road map”, yakni fase I dengan “Lovely December yang merupakan “crass program”, fase II sebagai fase periodic lima tahun, serta fase III dengan fase komprehensif periodik.
Pada fase I, katanya, “Lovely December” merupakan “crass program” yang menempatkan Toraja sebagai “trigger” atau momentum bagi pengembangan pariwisata Sulsel.
Fase II merupakan fase periodik lima tahun (jangka menengah) dengan tema : Lovely Toraja from the Highland; Glittering Makassar; Beautiful Selayar to the Island.
Pada fase III yang merupakan fase komprehensif periodic (jangka menengah), lanjut Ama, diharapkan tercipta kondisi kemandirian dalam semua aspek, baik produk, fasilitas, maupun sumber daya manusia.
Penerbangan Langsung
Dalam upaya memudahkan wisman berkunjung ke Sulsel, Pemprov Sulsel berhasil melakukan kerja sama dengan penerbangan “Air Asia”. Dalam kerja sama tersebut disepakati adanya penerbangan langsung Kuala Lumpur-Makassar-Kuala Lumpur, mulai 15 Juli 2008.
“Pada penerbangan perdana nanti, Wakil Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Abdul Razak akan membawa 30 pelaku bisnis dari Malaysia ke Sulawesi Selatan,” sebut Ama Saing.
TIME 2008
Selain adanya penerbangan langsung, Sulsel tahun ini kembali dipercaya menjadi tuan rumah Pasar Pariwisata Internasional Indonesia (TIME). Tahun 2006, Sulsel juga mendapat kepercayaan, sedangkan tahun 2007 pelaksanaan TIME dipercayakan kepada Pemprov Bali.
Ketika menjadi tuan rumah pelaksanaan TIME dua tahun silam, Sulsel berhasil mendatangkan 105 buyers (pembeli paket wisata) dari berbagai negara, dengan transaksi sebesar 15 juta dolar AS.
“Tahun ini kita berharap pencapaiannya minimal sama dengan dua tahun silam,” kata Ama Saing.
Para seller (penjual paket wisata) dari seluruh Indonesia, termasuk dari Sulsel, pasti akan memanfaatkan TIME 2008 untuk memasarkan dan menjual sebanyak-banyaknya paket wisata.
“Kita berharap nama Sulsel akan lebih terangkat dan jumlah kunjungan wisman ke Sulsel akan meningkat dengan adanya pelaksanaan TIME 2008 di daerah ini,” kata Ama Saing. (asnawin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar