Minggu, 26 Oktober 2014

Pelatih Senam adalah Pahlawan

KETUA YJI SULSEL, Majdah MZ Agus Arifin Nu’mang (duduk kedua dari kiri), foto bersama peneliti dari YJI Pusat, Josephine R Marietta (duduk paling kiri), Wakil Ketua YJI Sulsel Muhammad Djafar (duduk ketiga dari kiri), serta beberapa pengurus YJI Sulsel, seusai diskusi, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Sulsel, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Kamis, 23 Oktober 2014. (Foto: Humas YJI Sulsel)

 

 

------

Ahad, 26 Oktober 2014

 

 

Pelatih Senam adalah Pahlawan

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Pelatih senam juga perlu diberikan sertifikat dan berhak mendapat sertifikasi dari pemerintah, karena mereka sesungguhnya merupakan pahlawan, khususnya dalam bidang olahraga yang secara langsung maupun tidak langsung, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Senam merupakan salah satu olahraga massal yang selalu dan bisa diikuti oleh ratusan, ribuan, atau bahkan puluhan ribu orang dalam satu kali latihan, terutama kalau dilakukan di tempat-tempat terbuka atau lapangan luas.

Karena sifatnya massal dan benar-benar menyehatkan, maka olahraga senam seharusnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah, termasuk dengan memberikan sertifikat tingkat nasional kepada para pelatih senam.

Demikian antara lain hasil Focus Discussion Group (FGD) pengurus Yayasan Jantung Sehat (YJI) Cabang Utama Sulawesi Selatan yang dipimpin Dr Majdah MZ Agus Arifin Nu’mang, dengan relawan dari YJI Pusat, yang diwakili Josephine R Marietta (dosen psikologi Universitas Indonesia), dan Reo Adriansah, di Rumah Jabatan Wakil Gubernur Sulsel, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Kamis, 23 Oktober 2014.

Majdah, yang sehari-hari menjabat Rektor Universitas Islam Makassar (UIM), mengatakan, olahraga senam seharusnya terus-menerus dimassalkan, terutama melalui kebijakan dari pemerintah, dan juga diharapkan menjadi gaya hidup (life style) di tengah-tengah masyarakat Indonesia.

“Yayasan Jantung Indonesia jangan sampai kalah dari perubahan dan perkembangan zaman, karena faktanya sekarang, lawan berat pembinaan dan pengembangan olahraga tidak lain adalah life style (gaya hidup),” timpal Ibu Koko–sapaan akrab Josephine R Marietta–yang sehari-hari dosen Univesitas Indonesia (UI), Jakarta-Depok.

Pola hidup sehat, kata Wakil Ketua YJI Sulsel Muhammad Djafar, dewasa ini sudah semakin berkurang, karena masyarakat dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang menyebabkan badan tidak lagi banyak bergerak.

“Contohnya, dulu kita naik tangga, sekarang naik lift atau eskalator, sehingga badan kita kurang bergerak, apalagi masyarakat kita sekarang banyak yang malas berolahraga,” papar Djafar yang mantan Dekan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) IKIP Ujungpandang (sekarang Universitas Negeri Makassar).

Acara diskusi dihadiri belasan pengurus YJI Sulsel, antara lain Delia Djafar, Asnawin, Delman Djafar, dr Zaenab Djafar, Siltje, dan Mesrawati. (win)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar