CALEG PPP. Syahrir Badaruddin, salah seorang calon legislator DPRD Kota Makassar dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ingin menjadi penyeimbang antara legislatif dengan eksekutif, dengan bermodalkan pendidikan (sekarang kuliah S3) dan berbagai pengalaman. "Pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman para legislator harus seimbang dengan eksekutif, agar mereka bisa saling bersinerji dengan baik dan berkualitas," katanya. (Foto: Asnawin)
----------------
Syahrir Badaruddin:
Ingin Menjadi Penyeimbang di DPRD Makassar
Makassar, Pedoman Rakyat.
Banyak calon legislator (caleg) yang kini mempersiapkan diri menghadapi Pemilu Legislatif pada 2014 mendatang, tetapi tidak banyak di antara mereka yang menyampaikan secara terbuka alasannya menjadi caleg.
Salah seorang di antara yang tidak banyak itu adalah Ir A Syahrir Badaruddin SE MSi. Pria kelahiran Pinrang, 3 Agustus 1960, mengaku menjadi caleg karena ingin menjadi penyeimbang antara legislatif dengan eksekutif di DPRD Kota Makassar.
"Pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman para legislator harus seimbang dengan eksekutif, agar mereka bisa saling bersinerji dengan baik dan berkualitas," katanya dalam bincang-bincang dengan wartawan, di Makassar, Jumat' 26 April 2013.
Wakil Ketua Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) Sulsel yang kini melanjutkan kuliah pada program doktoral (S3) Adiministrasi Publik Universitas Negeri Makassar, mengatakan, eksekutif yang menjadi pejabat SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sudah banyak yang berpendidikan S2 (magister) atau S3 (doktor), sedangkan legislator masih bisa dihitung jari yang berpendidikan S2 atau S3.
Akibatnya, kata Wakil Ketua DPC PPP Kota Makassar, pembicaraan atau pembahasan program kerja dan pembahasan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi pemerintah, kadang-kadang tidak nyambung.
"Mudah-mudahan saya bisa menjadi penyeimbang kelak kalau terpilih sebagai anggota dewan (DPRD Kota Makassar, red)," ungkap Ketua PII Sulsel 1985.
Syahrir yang Dewan Pakar PPP Sulsel sejak 2002 hingga 2010 mengatakan, politik harus berkarakter dan beretika. Dalam politik, katanya, kalkulasi politik untuk merebut kekuasaan atau untuk mendapatkan sesuatu, tidak selalu harus didahulukan.
Seorang politisi, katanya, harus memiliki karakter yang kuat dan bekerja sesuai amanah rakyat dan untuk kepentingan rakyat banyak.
"Kita berharap ke depan, tidak ada lagi semacam pemerasan, menitip, dan sebagainya. Itu merusak," tandasnya.
Dunia Pendidikan
Menyinggung latar-belakang kehidupan dan pekerjaannya, Syahrir mengatakan, sejak sekolah sampai sekarang dirinya selalu berurusan dengan dunia pendidikan.
Ketika masih kuliah, dia aktif dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia, bahkan sempat menjadi Ketua PII Sulsel pada pertengahan tahun 80-an.
"Saya tidak pernah lepas dari PII, bahkan sekarang saya dipercaya sebagai wakil Ketua Keluarga Besar PII Sulsel," ungkapnya.
Dia juga pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM).
Syahrir Badaruddin juga sudah lama mengelola sekolah dan menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Masyarakat Madani Makassar.
"Mungkin karena saya selalu berurusan dengan pendidikan, maka saya dipercaya menjadi pengurus Dewan Pendidikan Kota Makassar," ujarnya. (asnawin)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan Anda di blog "Pedoman Rakyat"]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar