RAIH DOKTOR. Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel KH Alwi Uddin (keempat dari kiri) foto bersama tim penguji, antara lain Prof Din Syamsuddin (penguji eksternal/paling tengah) dan Prof Qadir Gassing (ketiga dari kiri), seusai mengikuti ujian promosi doktor, di Gedung PPs UIN Alauddin Makassar, Senin, 20 Mei 2013. (Foto: http://www.umm.ac.id)
Penyusunan Risalah Islam Muhammadiyah Perlu Lebih Komprehensif
- Ketua Muhammadiyah Sulsel Raih Gelar Doktor
Makassar,
Muhammadiyah Sulsel.
Permasalahan
tajdid gerakan dakwah Muhammadiyah semakin kompleks. Karena itulah, penyusunan
risalah Islam Muhammadiyah perlu lebih komprehensif dan digali dari ide-ide dan
pengalaman yang selama ini dimiliki oleh Muhammadiyah dengan tetap berorientasi
pada masa depan yang modernis dan berkemajuan.
Upaya
solutif untuk itu adalah dengan penguatan militansi pimpinan kader
Muhammadiyah, menyiapkan kader ulama dan muballigh, serta pembinaan dan
pemberdayaan amal usaha Muhammadiyah.
Permasalahan
yang dihadapi Muhammadiyah dan tawaran solusi tersebut dikemukakan Ketua
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr KH Muhammad Alwi Uddin MAg, saat
memertahankan disertasinya pada ujian promosi doktor, di Gedung PPs Universitas
Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Senin, 20 Mei 2013.
Dalam
disertasinya yang berjudul "Tajdid Gerakan, Studi Kritis Gerakan Dakwah
Muhammadiyah Sulsel Tahun 2005-2011", ustadz Alwi (sapaan akrab KH Alwi
Uddin) juga menyampaikan bahwa Muhammadiyah di Sulsel tidak terlepas dari
misinya sebagai Gerakan Tajdid Gerakan Dakwah, sehingga aktualisasi aktivitas
warga Muhammadiyah di daerah dirasakan penting melalui gerakan dakwah.
"Terutama
gerakan dakwah di tengah masyarakat," kata mantan Ketua Pimpinan Daerah
Muhammadiyah Kota Makassar yang sehari-hari mengajar sebagai dosen Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Alauddin.
Belum Optimal
Prof
Din Syamsuddin (Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah) dalam kapasitasnya sebagai
Guru Besar Ilmu Politik Islam UIN Syarfif Hidayatullah Jakarta dan tampil
sebagai penguji eksternal, mengatakan, Muhammad Alwi Uddin telah berhasil
mengambil jarak dalam mengkritik Muhammadiyah dengan menggunakan metodologi
ilmiah, namun belum optimal mengambil jarak antara dirinya dengan Muhammadiyah,
terutama dilihat dari faktor pendukung dan penghambat, khususnya yang terkait
dengan analisis SWOT.
Selain
Din Syamsuddin, tim penguji lainnya yaitu Prof Dr H A Qadir Gassing HT MS
(Rektor UIN Alauddin / Pimpinan Sidang Ujian), Prof Dr H Moh Natsir Mahmud MA,
Prof Dr H Ahmad M Sewang MA, Prof Dr H Natsir A Baqi MA, Prof Dr Darussalam
Syamsuddin MAg, Dr Hj Muliaty Amin MAg, dan Prof Dr H Baso Midong MA.
Dihadiri Ratusan Kader
Ujian
promoso doktor KH Alwi Uddin dihadiri ratusan kader dan simpatisan Muhammadiyah
se-Sulsel, antara lain Syaiful Saleh, H Andi Iskandar Tompo, KH Baharuddin
Pagim, Mawardi Pewangi, Prof Ambo Asse, Abdullah Renre, dan Dahlan Yusuf, serta
sejumlah Pimpinan Daerah Muhammadiyah se-Sulsel, dan pimpinan Ortom
Muhammadiyah.
Selain
itu, juga hadir Rektor Unismuh Makassar Dr Irwan Akib, Rektor Universitas
Muhammadiyah Parepare Syarifuddin Yusuf, Ketua STKIP Bone Jufri Rasyid, Ketua
STKIP Bulukumba Dr Sumrah AP, Ketua STKIP Muhammadiyah Sidrap Rasyid Yunus,
Ketua STISIP Muhammadiyah Sidrap Dr Jamaluddin, serta sejumlah pimpinan perguruan
tinggi Muhammadiyah se-Sulsel. (asnawin)
Sumber berita:
- http://www.uin-alauddin.ac.id/uin-2809-din-syamsuddin-alwi-belum-maksimal-kritik-muhammadiyah.html
- http://www.uin-alauddin.ac.id/uin-2808-muhammad-alwi-raih-gelar-doktor.html
- http://www.umm.ac.id/id/berita-muhammadiyah-2671-studi-kritis-terhadap-gerakan-dakwah-muhammadiyah-sulsel-antar-ketua-pwm-sulsel-raih-gelar-doktor.html
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan Anda di blog "Pedoman Rakyat"]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar