PEDOMAN KARYA
Rabu, 03 Oktober 2007
Prof
M Idris Arief, 8 Tahun Menakhodai UNM (3-habis):
Pernah
Minta Diberhentikan Sebagai Rektor
Di tengah upayanya
mengembangkan UNM dengan melakukan berbagai upaya dan terobosan, Prof Dr HM
Idris Arief MS juga harus menghadapi berbagai tantangan internal. Tantangan itu
antara lain banyaknya aksi unjukrasa dan kerapnya terjadi tawuran antarmahasiswa.
Tantangan lain datang
dari kalangan dosen saat dirinya memenuhi keinginan banyak pihak untuk maju
kembali dalam pemilihan rektor pada 2003.
Ketika itu, ada isu
yang dihembuskan oknum tertentu bahwa dirinya sudah lewat umur sehingga tidak
berhak lagi maju sebagai calon rektor, bahkan ada isu bahwa dirinya telah
melakukan pencurian umur.
Menghadapi isu-isu
tersebut, Idris Arief tidak langsung berkomentar, apalagi mencak-mencak,
melainkan dengan melakukan konsultasi kepada Dirjen Dikti Depdiknas. Setelah
meneliti ijazah dan berkas-berkasnya, Dirjen Dikti mengeluarkan surat edaran
tentang batasan usia calon rektor dan ternyata Idris Arief lolos.
Saingan beratnya empat
tahun lalu sebagai calon rektor adalah Prof Dr HM Anwar Pasau MA, Dekan
Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Perbedaan suara yang tipis dalam pemilihan
membuktikan bahwa Anwar Pasau juga punya potensi dan dukungan luas.
Potensi itulah yang
membuat Idris Arief menarik Anwar Pasau menjadi Pembantu Rektor I Bidang
Akademik.
Idris Arief juga
melakukan terobosan dengan menarik dua “anak muda” sebagai Pembantu Rektor,
yakni Dr Arismunandar MPd sebagai Pembantu Rektor II Bidang Keuangan, dan Dr
Hamsu Gani MPd sebagai Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan.
Arismunandar dan Hamsu
Gani yang waktu itu baru berusia sekitar 40 tahun, kini sudah menjadi guru
besar. Arismunandar bahkan kemudian terpilih sebagai Rektor UNM periode
2007-2011 menggantikan Idris Arief.
Prof Dr HM Basri Wello
MA yang sebelumnya menjabat Pembantu Rektor III digeser menjadi Pembantu Rektor
IV Bidang Kerja Sama. Basri Wello juga cukup berhasil mengemban amanat tersebut
yang ditandai dengan banyaknya kerja sama UNM dengan berbagai pihak, baik di
dalam negeri, maupun di luar negeri.
Idris Arief bersama
kwartet Anwar Pasau, Arismunandar, Hamsu Gani, dan Basri Wello, telah melakukan
banyak hal dalam upaya pengembangan UNM, termasuk dalam mengemban amanat tridharma
perguruan tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian
kepada masyarakat.
Tawuran
dan Unjukrasa
Sayangnya, berbagai
upaya dan keberhasilan yang diraih, termasuk keberhasilan mahasiswa dalam
berbagai ajang lomba dan kompetisi, UNM juga kerap “diganggu” aksi unjukrasa,
aksi perusakan, dan tawuran.
Peristiwa yang
memilukan terjadi ketika kampus Fakultas Teknik dibakar oleh mahasiswa yang
menyebabkan kerugian miliaran rupiah. Peristiwa memalukan lainnya ketika
mahasiswa berkelahi dengan sopir pete-pete.
Sebenarnya sudah banyak
langkah yang dilakukan oleh pihak rektorat, mulai dari upaya pencegahan
(tindakan preventif), pendekata persuasif, hingga memberikan sanksi kepada
mahasiswa yang terlibat tawuran atau perusakan.
“Banyak mahasiswa yang
diskorsing dan tidak sedikit juga yang dikeluarkan, tetapi tetap saja kerap
terjadi aksi unjukrasa dan tawuran,” ungkap Idris Arief.
Karena merasa terganggu
dan agak frustrasi, dia kemudian menghadap Dirjen Dikti, Satrio Soemantri
Brodjonegoro, di Jakarta.
“Kepada Pak Dirjen,
saya meminta agar diberhentikan sebagai rektor, karena saya merasa gagal,”
ungkapnya.
Permintaan itu membuat
Dirjen Dikti terdiam beberapa saat. Setelah menghela nafas, katanya, Satrio Soemantri
kemudian mengatakan, “Jangan minta diberhentikan, mintalah yang lain.”
Setelah itu, Dirjen
Dikti mengatakan bahwa ukuran kegagalan bukan dilihat dari banyaknya aksi
unjukrasa dan tawuran, melainkan dilihat dari tridarma perguruan tinggi.
“Pak Dirjen mengatakan, aksi unjukrasa dan tawuran terjadi di mana-mana. Seorang rektor baru dikatakan gagal kalau tridarma perguruan tinggi tidak berjalan. Beliau kemudian mengatakan, UNM mengalami banyak kemajuan, baik dalam pendidikan dan pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Beliau menilai saya tidak gagal, tetapi cukup berhasil,” ungkap Idris. (asnawin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar