PEDOMAN KARYA
Senin, 02 September 2024
Puisi Asnawin Aminuddin
Mama, Biasanya Engkau Ada untuk Kami
Pada setiap penghujung Ramadhan yang
syahdu
Kami pulang kampung, melintasi waktu
Berkumpul di rumah tua yang penuh kenangan
Lebaran bersama dalam pelukan kebahagiaan
Di setiap Hari Raya Idul Fitri tiba
Mama menyambut kami dengan penuh cinta
Di dapur yang menjadi saksi kesetiaanmu
Memasak untuk anak-anak, menantu, dan
cucu-cucu
Saat kami kembali ke tanah kelahiran
Mama selalu ada, tak pernah alpa
Di dapur, mengaduk cinta dalam masakan
Menyapa kami dengan senyum yang
menyejukkan
Oh, betapa kami merindu saat itu
Setiap panggilan telepon dari mama
Menyentuh hati kami yang paling dalam
Mengalun dalam doa-doamu yang abadi
Mama, biasanya engkau ada untuk kami
Menjadi pelita dalam setiap langkah kami
Namun kali ini, lebaran tanpa hadirmu
Sepi mengisi ruang yang tak terganti
Mama, maafkan kami yang selalu merindu
Dalam doa, kami berharap yang terbaik
untukmu
Semoga bahagia di alam barzakh yang abadi
Dan Allah mengampuni dosa-dosamu dengan
kasih-Nya yang suci
07 September 2010 / 06 Agustus 2024
----------
Mama, Biasanya Engkau Ada untuk Kami
Oleh: Asnawin
Setiap hari-hari terakhir ramadhan
Kami selalu pulang kampung
Berkumpul di rumah orangtua kami
Berlebaran bersama dalam suasana gembira
Setiap hari raya Idul Fitri
Mama selalu memasak untuk kami
Anak-anak dan para menantunya
Serta cucu-cucunya yang selalu ribut
Setiap kami pulang kampung
Mama selalu ada
Memasak, berada di dapur, menyapa
Bercengkrama, memberi nasehat, dan
bercanda
Setiap saat, kami anak-anaknya
Selalu merindukan
Menelepon atau menerima telepon mama
Atau mendatangi rumah kami masing-masing
Mama, biasanya engkau ada untuk kami
Engkau selalu mendoakan kami
Tetapi lebaran kali ini
Engkau sudah tidak ada lagi
Mama, maafkan kami
Kami selalu merindukanmu
Semoga engkau bahagia di alam barzakh
Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu
Makassar, 7 September 2010
Bagus sekali karyanya Mas Asnawi, semoga Ibu anda diterima di sisi Allah SWT, diterima segala amal baiknya, diampuni segala kesalahannya......Amin....saya pun juga mengalami demikian, ditinggal oleh Ibu yang kami cintai. Dan yang paling kami rasakan dengan tidak adanya seorang Ibu adalah ketika saat-saat lebaran tiba sewaktu saya pulang kampung.
BalasHapusTerima kasih atas kunjungan dan komentarnya di blog Pedoman Rakyat, juga terima kasih atas doanya untuk ibu kami. Kami juga mendoakan semoga arwah ibu mas Rakhmadian mendapat tempat yang mulia di sisi-Nya, aamiinn....
BalasHapus