Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus berupaya menghidupkan sektor pariwisata yang anjlok sejak krisis ekonomi 1997 lalu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengemas program Visit South Sulawesi 2012. Program ini diharapkan bisa memikat wisatawan ke Sulsel. Agus juga mengharapkan agar wisata religius dikemas dalam paket wisata yang layak jual.
---------
Visit South Sulawesi 2012 Diharap Menggaet Wisman
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus berupaya menghidupkan sektor pariwisata yang anjlok sejak krisis ekonomi 1997 lalu. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengemas program Visit South Sulawesi 2012.
Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, mengharapkan Visit South Sulawesi bisa memikat wisatawan ke Sulsel. Agus juga mengharapkan agar wisata religius dikemas dalam paket wisata yang layak jual.
"Sulewesi kan merupakan daerah yang kaya akan wisata religius, seperti di pulau Pangkep itu ada masjid tua, yang konon masjid itu merupakan tempat pertama kali yang menjadi tempat persinggahan sebelum Islam masuk ke Sulsel," jelasnya.
Divisi Penerbangan DPD Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sulsel, Bambang Haryanto, mengatakan, berdasarkan forecast (ramalan) Badan Pariwisata Dunia, di tahun ini ada sekira 20 persen wisatawan dunia yang akan berkeliling ke Asia termasuk Indonesia.
"Pertanyaannya, bagaimana kesiapan dan sanggupkah kita berkompetisi dengan negara tetangga menangkap wisatawan dunia itu," katanya, Selasa, 23 Februari.
Menurut Bambang, saat ini pemerintah daerah, industri pariwisata harus mau dan mampu meng-create bisnis outgoing dan incoming, agar arus perjalanan meningkat, baik di bussiness traveler, leisure traveler maupun worker.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Suaib Mallombasi, mengatakan, saat ini ada 12 kabupaten/kota yang kini mempunyai kalender tetap dan nantinya akan menjadi paket wisata yang akan dijual.
Di antaranya, Festival Buntu Kabobong di Enrekang, Maudu Lompoa di Takalar, Festival Ajjarang di Jeneponto, Festival Sop Saudara di Pangkep, Festival Phinisi di Bulukumba.
"Juga Expedition Takabonerate di Selayar, Accera Kalompoa di Gowa," katanya didampingi Direktur Utama PT Debindo Jeffrey Eugene, dalam acara Gebyar Promosi Pariwisata Sulsel dan Rapat Koordinasi SKPD se Sulsel dalam rangka Menuju Visit South Sulawesi 2012 di Hotel Clarion, kemarin.
Visit Makassar
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar, Rusmayani Madjid, di sela-sela Workshop Pariwisata yang digelar di Hotel Singgasana Makassar, Selasa, 23 Februari, mengatakan, Pemkot Makassar melalui Visit Makassar 2011, menargetkan 50 persen tingkat kunjungan wisatawan asing.
Menurut Rusmayani, dibanding 2008, wisatawan asing yang berkunjung ke Makassar pada 2009 naik 32 persen. Dengan visit Makassar 2011, Disbudpar kata Rusmayani menargetkan kunjungan wisatawan asing bisa mengalami peningkatan hingga 50 persen.
Kunjungan kapal pesiar sendiri sampai akhir Desember lalu kata mantan pelaksana tugas Kepala Bappeda Kota Makassar ini, sebanyak 30 kali. Setiap kali sandar, kapal pesiar tersebut lanjut Rusmayani, membawa penumpang kurang lebih 800 orang.
Untuk itu lanjut dia, para stakeholder yang bergerak di bidang pariwisata kota ini, harus pintar mengatur agar wisatawan tersebut lama tinggal di Makassar, supaya mereka lebih banyak menghabiskan dolarnya di kota ini.
"Kita harus bisa mengatur bagaiamana agar wisatawan tersebut tidak langsung ke Gowa, ke Maros, ke Pangkep, melainkan mereka bisa berkeliling menghabiskan dolarnya di Makassar," ujar Rusmayani.
Agar wisatawan betah lanjut Rusmayani, kita harus bersiap, musium lanjut dia harus bagus, objek wisata juga harus bagus, juga harus didukung dana. Rusma mengungkapkan, dana promosi wisata yang dikelola Disbudpar Kota Makassar hanya Rp 450 juta.
Namun kata dia, dana itu bukan hambatan untuk berbuat, tapi merupakan tantangan. "Bagaimana dengan dana kecil tapi bisa menyentuh wisatawan. Kita mungkin nanti bisa kerjasama bank untuk membenahi objek wisata," ujarnya.
Rusmayani mengaku pihaknya dijanji oleh operator kapal pesiar, yang akan mendatangkan kapal pesiar lebih banyak lagi. Makassar lanjut Rusmayani memiliki potensi yang besar, hanya saja tinggal bagaimana mengelola objek pariwisata itu. Banyak pihak lanjut Rusmayani, saat ini belum menyadari kalau pariwisata itu penghasil devisa nomor dua di luar migas.
Dia menambahkan, kalau migas itu barang habis, sementara pariwisata tidak akan pernah habis. Rusmayani juga membeberkan penerimaan di sektor pajak dan hotel tahun 2009 yang mencapai Rp 50 miliar. Menurutnya, angka tersebut selalu mengalami kenaikan akibat adanya even-even. "Untuk penghasilan di sektor pajak hotel dan restoran ini, selalu mengalami kenaikan sekira 20 persen. Makanya, tahun ini kita kembali ditarget seperti itu," paparnya.
Pada lokakarya yang digelar Badan Pengembangan dan Promosi Pariwisata Makassar (BP3M) tersebut, turut hadir mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata I Gede Ardika, juga Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Ardika mengungkapkan, Makassar memiliki potensi pariwisata yang sangat menarik, hanya saja, belum diimbangi olehg sumber daya manusia yang bisa mengelola dengan baik.
Sementara itu, Ilham mengungkapkan untuk menyambut Visit Makassar Year 2011 mendatang, wisata kuliner harus diatur dengan baik, dengan cara memberikan rekomendasi kepada dua atau tiga restoran untuk menawarkan menu coto. "Sehingga kalau ada wisatawan yang ingin makan coto, kita bisa rekomendasikan ke sana.
Tentu saja, ada sertifikasi dulu, termasuk dalam hal pelayanan. Kita memperbaiki destinasi kita, termasuk pulau, kalau sebelas pulau belum bisa, kita bisa fokus ke satu pulau," ujarnya. (asw-id)
-----
Sumber: http://news.fajar.co.id/read/83444/45/visit-south-sulawesi-2012-diharap-menggaet-wisman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar