Suatu hari, kala kupulang ke desa
Engkau membawaku ke pasar
Membelikanku sepatu, sepasang penuh makna
Yang kupakai dalam setiap langkah kerja
-----
PEDOMAN KARYA
Senin, 29 Juli 2024
PUISI
Kenangan Terakhir
Karya: Asnawin Aminuddin
Suatu hari, kala kupulang ke desa
Engkau membawaku ke pasar
Membelikanku sepatu, sepasang penuh makna
Yang kupakai dalam setiap langkah kerja
Suatu hari, setelah berobat kita berdua
Engkau mengajakku santap siang
Di tepi jalan, nasi kuning kita santap
Sambil bercakap dalam hangatnya kenangan
Suatu senja menjelang magrib tiba
Engkau datang bersama seorang sahabat
Menginap di rumah kontrakanku yang
sederhana
Malam itu penuh cerita, tanpa batas
Suatu ketika, ibu menelepon
Ia berkata engkau mencariku
Bertanya kenapa jarak tak terjembatani
Mengapa aku tak kunjung menghubungimu.
Di bulan November, tiba saat perpisahan
Engkau pergi untuk selamanya
Tak sempat aku menatap wajah tenangmu
Terlambat perjalanan membawaku pulang
Ternyata, sepatu yang kau hadiahkan
Ternyata, makan siang di tepi jalan
Ternyata, kunjunganmu menginap sekejap
Ternyata, panggilanmu lewat ibu kita
Adalah yang terakhir
Kenangan tak tergantikan
Yang terakhir
Yang abadi dalam ingatan
Adikku tersayang, maafkanlah aku
Maafkan ketidaksadaranku pada isyaratmu
Semoga di alam sana engkau tenang
Dalam dekapan Sang Maha Pengasih
Makassar, 24 Juni 2009 / Makassar, 29 Juli
2024
Keterangan: Puisi ini adalah revisi dari puisi yang saya tulis pada 24 Juni 2009, dengan judul: Yang Terakhir. Puisi ini saya buat untuk mengenang adik kami, almarhum Asran Faizal, yang akrab kami panggil Accang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar